REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tuan rumah SEA Games 2017, Malaysia mendapatkan keistimewaan dalam menyelenggarakan ajang olahraga dua tahunan tersebut. Salah satunya mengubah aturan cabang olahraga taekwondo yang hanya memperbolehkan negara peserta mengikuti sembilan nomor pertandingan dari 15 yang ada, kecuali tuan rumah.
Meski begitu, taekwondo Indonesia tetap akan memberikan upaya maksidmal untuk mencapai target di SEA Games 2017. “Kami pokoknya tetap fokus saja berjuang dengan maksimal saja meski ada aturan itu,” kata pelatih Pelatnas Taekwondo Indonesia, Rahmi Kurnia kepada Republika, Selasa (14/7).
Alasannya, Rahmi merasa juga tidak akan mungkin untuk mengubah aturan yang ada saat ini dengan memperbolehkan bertanding dalam sembilan nomor saja. Rahmi justru lebih memilih tim Indonesia tetap mengatur strategi untuk mengetahui bagaimana caranya mencapai target pada SEA Games 2017.
Rahmi menegaskan, pihak Taekwondo Indonesia juga tidak mempermasalahkan aturan yang dibuat Malaysia sebagai tuan rumah. “Kami memang sudah tahu dari jauh-jauh hari kuotanya hanya bisa ikut kyorugi (tarung) tiga putra dan tiga putri. Sedangkan poomsae (seni) hanya boleh tiga nomor saja,” jelasnya.
Rahmi beralasan, terakhir kali SEA Games di Singapura pada 2015 juga terjadi peraturan yang sama yakni, negara peserta hanya boleh mengikuti sembilan nomor petandingan. Meski begitu, dia hanya ingin tim Indonesia tetap fokus untuk memenuhi target mempertahankan perolehan media taekwondo di SEA Games seperti 2015 yaitu dua medali emas.
Sebelumnya, Malaysia mengubah aturan traekwondo untuk SEA Games 2017 demi perolehan medali emas yang bisa didapatkan. Pihak Malyasia beralasan hal itu bisa menguntungkan tuan rumah yang bisa mendaftarkan atletnya di semua nomor yaitu sepuluh kyorugi (lima putra dan lima putri) dan lima poomsae.