REPUBLIKA.CO.ID, Kekerasan seksual pada anak merupakan tragedi memilukan, terutama bagi korban dan orang tuanya. Rasa marah, sedih, takut,dan khawatir pastilah membelenggu keduanya. Namun, orang tua disarankan tetap berkepala dingin dalam menghadapi musibah tersebut.
Orang tua yang anaknya menjadi korban kekerasan seksual diimbau menggunakan pendekatan khusus terhadap anaknya. Psikolog anak Ratih Ibrahim mengatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua korban.
Pertama, sebelum menanyai anak perihal kejadian tersebut, orang tua harus lebih peka terhadap kondisi kejiwaan anak. “Kalau sikap anak berubah mendadak, ada baiknya orang tua memberi perhatian khusus,” ujarnya.
Kedua, orang tua sebaiknya tidak mencecar anak dengan pertanyaan yang membuatnya kembali merasa takut akan peristiwa kelam tersebut. Ajak anak berbicara, tapi lewat suasana santai. Orang tua harus lebih dekat dengan korban tanpa harus menunjukkan rasa panik berlebihan di depannya. Jika kepanikan itu disaksikan oleh anak, hal itu justru akan membuatnya stres dan trauma berkepanjangan.
Ratih mengatakan bahwa kekerasan seksual terutama pada anak masuk kategori terkejam karena dampaknya dirasakan seumur hidup oleh korban. Yang rusak dari kejahatan kekerasan seksual, yakni eksistensi korban, tidak hanya eksistensi orang per orang, tapi juga eksistensi korban sebagai manusia. Orang dewasa yang mengalami kekerasan seksual saja pasti mengalami trauma apalagi mereka yang masih anak-anak.
Jiwa anak-anak masih sangatlah rapuh. Pengalaman apa pun yang dialaminya pasti menorehkan kenangan dalam benaknya. Jika yang terjadi pengalaman tidak menyenangkan seperti kekerasan seksual tersebut maka sangat mungkin akan melukai jiwa sang anak.
Inilah yang disebut dengan trauma. “Luka di jiwa tidak bisa diobati dengan mudah,” kata Ratih.
Luka yang tertoreh di jiwa akibat kekerasan seksual sulit sembuh seperti semula. Yang bisa dilakukan hanya meminimalisasi dampak negatif yang muncul. Tidak menutup kemungkinan penanganan trauma akibat kekerasan seksual perlu waktu seumur hidup.
Selain anak, orang tua dan anggota keluarga lain juga menjadi korban dari peristiwa tersebut. Meski terlihat kuat, ibu yang anaknya menjadi korban kekerasan seksual pasti juga mengalami trauma. Jika orang tua merasa tidak kuat menghadapi musibah ini, disarankan adanya pendampingan dan konseling.