Rabu 27 Feb 2013 10:51 WIB

Anak Kebanyakan Menonton TV? Simak Ini

Rep: Nina Chairani/ Red: Endah Hapsari
Menonton televisi sepanjang hari adalah kebiasaan yang sungguh tidak sehat.
Foto: .
Menonton televisi sepanjang hari adalah kebiasaan yang sungguh tidak sehat.

REPUBLIKA.CO.ID, Ayah bunda adalah guru pertama anak. Nilai-nilai dan perilaku yang dipelajari anak dari ayah bundanya akan melekat seumur hidup. Begitu pula cara ayah bundanya memanfaatkan TV. Sebagai orangtua, gunakanlah TV untuk membangun kesehatan anak dengan menyiapkan diet TV yang seimbang. Bagaimana caranya?

 

Lihat apa yang mereka `makan'

Seberapa banyak suatu makanan yang masuk ke dalam tubuh anak, itulah berpengaruh besar pada kesehatannya. Begitu pula acara TV yang mereka tonton.

Lakukanlah:

- Mendata asupan TV keluarga Anda, apa yang ditonton selama seminggu.

- Diskusikan seberapa banyak keluarga Anda habiskan di depan TV, program mana yang berharga, dan mana yang sebaiknya tidak ditonton, diganti dengan kegiatan lain. 

- Para pakar pendidikan dan psikolog dunia menyarankan orangtua untuk membatasi waktu anak menonton TV maksimal 2 jam per hari. Orangtua disarankan memanfaatkan program bermutu tinggi dari kaset video atau sumber lain.

 

Ketahuilah apa yang ada di dalam 'kotak makanan'

Anda membaca dengan teliti label makanan untuk si buah hati. Lakukan yang sama dengan televisi. Hindari asupan dengan kandungan kekerasan, bahasa kasar dan jorok, dan seksual erotisme.

Lakukanlah:

- Cari sinopsis acara TV, resensi, atau panduan. Contoh, Kidia, panduan yang mengulas program TV untuk anak. 

- Baca preview-nya sebelum anak menonton, minta saran guru atau mungkin psikolog, termasuk lewat bacaan di media.

- Cari program TV yang membangun minat pada aktivitas lain seperti membaca, hobi, kegiatan di luar ruangan.

 

Tambahkan banyak kandungan bergizi

Carilah 'menu utama' acara TV dengan kandungan edukasi dan karakter serta nilai positif. Di AS, riset University of Kansas tahun 1995 menunjukkan kemampuan verbal dan matematika berkembang lebih besar pada anak prasekolah yang menonton Sesame Street dan program yang bersifat edukasi lainnya.

 

Duduklah dengan `santapan TV' yang sehat, jangan ngemil

Jangan biarkan anak Anda hanya `menonton TV'. Lain waktu, bila anak Anda bertanya, `'Ayah, bolehkah aku nonton TV?'' Tanyakan acara spesifiknya yang ingin mereka tonton. Bantu mereka membiasakan hanya menonton satu acara TV, lalu mematikan pesawat TV, dan melakukan kegiatan lain. Menonton tanpa tujuan dan yang sebenarnya tak dibutuhkan sama saja dengan ngemil.

Lakukanlah:

- Mengingatkan anak untuk menyelesaikan PR dan tugas rumah dulu sebelum menonton TV.

- Menyediakan waktu menonton TV bersama. Dengan menonton bersama, Anda tengah menyampaikan pada anak bahwa Anda peduli. Mendampingi anak menonton TV bisa memberikan keuntungan pendidikan jangka panjang. 

- Rekamlah acara yang berkualitas dan putarlah pada kesempatan lain.

 

Letakkanlah remote control dan lakukanlah kegiatan keluarga

TV tak boleh menggantikan kegiatan bermain aktif. Diet TV Anda akan memberi hasil paling prima bila melibatkan `kegiatan keluarga', seperti diskusi keluarga dan kegiatan fisik bersama. Acara TV seharusnya menjadi batu loncatan yang memacu keingintahuan, diskusi, dan pembelajaran.

Lakukanlah:

- Bertanya pada anak, `'Apa yang kau pelajari dari acara itu?'' atau ''Mengapa kamu suka nonton tokoh itu?''

- Bila Anda melihat penayangan yang mengganggu Anda, beri tahukan pada anak. Ajarkan padanya bahwa program yang mengagungkan kekerasan, kehidupan seks bebas, merendahkan jenis kelamin, ras, budaya lain yang bertentangan dengan nilai yang keluarga. 

- Rajutlah `jaring-jaring pembelajaran' pada anak. Program TV yang baik bisa meningkatkan minat pada buku, percakapan, dan kegiatan yang berkaitan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement