REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: M. Fuad Nasar
Jumat 13 Desember 2019 setelah Ashar jenazah almarhum Dr H Sulastomo, MPH dimakamkan di TPU Tanah Kusir Jakarta Selatan. Ketua Umum PB HMI periode 1963 - 1966 tersebut wafat hari Jumat (13/12) pukul 11.10 dalam usia 81 tahun.
Banyak dedikasi almarhum semasa hidupnya dalam lingkaran organisasi kemahasiswaan, pembangunan umat, negara, bangsa dan kemanusiaan. Tokoh kelahiran Surabaya 6 Agustus 1938 yang akrab disapa Mas Tom adalah orang besar yang tidak suka membesarkan diri.
Perjalanan hidupnya menggambarkan kepribadian sebagai pembina kader umat dan pejuang tanpa pamrih. Mas Tom agen perubahan yang tenang, bijak, rendah hati dan santun baik dalam tutur kata maupun perbuatan. Beliau salah satu tokoh panutan yang layak diteladani di tengah krisis keteladanan dewasa ini.
Dokter Sulastomo sejak menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran UI aktif berorganisasi hingga tampil memimpin Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di tengah hegemoni politik masa itu yang didominasi kelompok kiri (PKI) dan arus tirani yang hendak membubarkan HMI, organisasi mahasiswa tertua dan terbesar sejak awal kemerdekaan itu.
Mas Tom sebagai aktivis Angkatan 66 tidak diragukan adalah pejuang amanat hari nurani rakyat. Jasa-jasanya cukup banyak untuk umat dan bangsa. Pernah mengemban tugas sebagai dokter Sukarelawan Dwikora tahun 1965-1967, Anggota dan kemudian Ketua Tim Sistem Jaminan Sosial Nasional (2001-2004).
Pria murah senyum dan teguh memegang prinsip ini menjadi Ketua Umum Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) selama dua periode sejak IPHI berdiri tahun 1990. Karena integritasnya, beliau dipercaya sebagai Ketua Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila (YAMP) yang didirikan oleh Presiden Soeharto dan telah mendirikan masjid sebanyak 999 di seluruh Indonesia. Pernah menjadi Dirut PT Askes (Asuransi Kesehatan).
Dalam episode pengabdian menjelang akhir hayatnya, Mas Tom aktif dalam gerakan moral untuk memperbaiki kehidupan bangsa dan generasi penerus, yaitu sebagai koordinator Gerakan Jalan Lurus semenjak 2001. Di samping itu beliau aktif sebagai anggota Lembaga Pengkajian MPR-RI.
Sejak muda Mas Tom aktif menulis dan menjadi penulis produktif. Pernah menjadi Pemimpin Redaksi Harian Umum Pelita. Beberapa karyanya, seperti: Hari-Hari Yang Panjang: Transisi Orde Lama Ke Orde Baru, Di Balik Tragedi 1965, Kepada Bangsa, Lengser Keprabon, dan lain-lain, insya Allah menjadi warisan berharga bagi generasi penerus.
Semoga Allah SWT menerima amal pengabdian Mas Tom dan menempatkan arwah almarhum di surga-Nya.