JAKARTA — Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo mengisyaratkan Sumatra Selatan (Sumsel) lebih tepat menggelar perhelatan pesta olahraga negara-negara Asia, Asian Games 2018. Menurutnya, Sumatra Selatan memiliki sarana dan prasarana olahraga yang paling siap.
Roy menuturkan, ia tidak mempermasalahkan kota yang akan menjadi penyelenggara Asian Games 2018, apakah di Jakarta sebagai ibu kota negara atau Palembang yang merupakan ibu kota provinsi. "Mau di ibu kota negara atau ibu kota provinsi, yang penting Indonesia," ujarnya pada sela-sela memantau persiapan atlet menjelang Asian Games 2014.
Foto:Yudhi Mahatma/ANTARA
Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Rita Subowo (kedua kanan), bersama Vice Presiden Olympic Council of Asia (OCA) Syed Arif (kedua kiri), Direktur Hub. Internasional OCA Vinod Kumar Tiwari (kiri) serta Anggota Komisi Atlet OCA Mohammad Tayab Ikram (kanan) berjabat tangan usai memaparkan rencana pemilihan penyelenggara Asian Games 2019, Jakarta, Selasa (2/10).
Ia menyesalkan jika ada daerah yang bersikukuh menjadi penyelenggara, sementara infrastrukturnya belum siap. Roy juga mengatakan, keputusan kota mana yang akan menjadi penyelenggara Asian Games 2018 belumlah final. Pasalnya, keputusan resmi baru akan diumumkan di Incheon dan disampaikan langsung oleh Olympic Council of Asia (OCA). Yang jelas, kata dia, Indonesia pasti menjadi tuan rumah.
"Untuk negara kemungkinan tidak, tapi untuk kota bisa berubah. Dan, sebenarnya tidak harus di ibu kota. Incheon juga bukan ibu kota," tutur dia.
Dalam kesempatan ini, Roy mengakui bahwa masih ada 47 atlet dan jajaran pelatih yang belum menerima bonus atas prestasi mereka di SEA Games 2013 di Myanmar. Padahal, dana prestasi itu dijanjikan akan cair pada Januari 2014. Namun, menurut Roy, pihaknya telah menunaikan sebagian besar janji tersebut meski masih ada yang belum menerimanya.
Menurut Roy, pihaknya kini menerapkan mekanisme yang lebih ketat dan perinci terkait pencairan dana prestasi. Validitas nomor rekening dan nomor pokok wajib pajak (NPWP) atlet dan pelatih menjadi syarat administrasi utama dalam mekanisme itu. Ia memohon jajaran pelatih dan atlet yang hingga kini belum juga menerima bonus maklum.
Jintar Simanjuntak adalah salah satu atlet karate yang belum menerima bonus tersebut. Dalam kunjungan Menpora ke pelatnas karate, Jintar menagih janji pemerintah yang akan memberikan bonus senilai Rp 200 juta kepada setiap peraih medali emas dalam SEA Games 2013.
"Mungkin hanya saya, tapi saya ingin menanyakan soal bonus setelah saya bisa dapat emas di SEA Games 2013," ucapnya.
Menurut karateka asal Medan, Sumatra Utara, itu, teman-teman seperjuangannya telah mendapatkan bonus, sementara dia belum. Ia berharap penghargaan pemerintah atas prestasinya di kancah regional itu bisa segera cair mengingat tim karateka nasional juga tak lama lagi akan bertarung di Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, pada September.rep:reja irfa widodo/antara ed: israr itah