JAKARTA — Bank Indonesia (BI) mencatat kredit yang disalurkan kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tumbuh melambat. Perlambatan terutama terlihat pada penyaluran kredit mikro.
Berdasarkan data Analisis Uang Beredar, Dana, Kredit serta Suku Bunga, kredit yang disalurkan kepada UMKM pada Juli 2014 tercatat sebesar Rp 651,2 triliun, tumbuh 11,5 persen yoy. Angka tersebut melambat dibandingkan realisasi Juni yang tumbuh 11,6 yoy.
Foto:Republika/ Yasin Habibi
Kerjasama Jasa Perbankan BRI dan ABKD: Direktur UMKM BRI Djarot Kusumayakti (kiri), dan Ketua Asosiasi Badan Kredit Desa (ABKD) Mohamad Arifin saat penda yang berada di wilayah kerja 59 Kantor Cabang BRI dan tersebar di 5 kantor wilayah BRI mampu memberikan kontribusi maksimal kepada masing-masing pihak untuk lebih berkembang serta melayani kebutuhan masyarakat di pedesaan.
Kredit mikro pada Juli tercatat tumbuh 18,5 persen menjadi Rp 133,3 triliun. Bulan sebelumnya kredit mikro tercatat tumbuh 20,2 persen. Kredit usaha kecil melambat menjadi 10,4 persen pada Juli dari 11,3 persen bulan Juni.
Penyaluran kredit usaha kecil pada Juli tercatat sebesar Rp 194,8 triliun. Sementara itu, kredit usaha menengah meningkat menjadi 9,5 persen pada Juli dari 8,6 persen pada Juni. Kredit usaha menengah penyalurannya sebesar Rp 323,1 triliun.
Direktur UMKM PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Djarot Kusumayakti mengakui bahwa kinerja kredit UMKM BRI melambat. "Kita masih agak melambat juga di kisaran 18 persen," ujar Djarot di Jakarta, Kamis (11/9).
Ia mengatakan, BRI menargetkan kredit UMKM tumbuh sebesar 16 persen pada akhir tahun. Sebanyak 78 persen dari portofolio kredit BRI disalurkan untuk sektor UMKM, terutama mikro. Djarot mengatakan, BRI berharap sektor mikro dapat menjadi anchor dalam ekonomi lokal. Sektor mikro diharapkan mampu menahan gejolak ekonomi makro.
PT Bank Mega, Tbk juga mencatatkan penurunan kredit usaha kecil dan menengah (UKM). Berdasarkan laporan keuangan, kredit UKM Bank Mega pada Juni tercatat Rp 3,5 triliun, turun 27 persen dari tahun sebelumnya. Kredit UKM pada periode yang sama pada tahun sebelumnya tercatat sebesar Rp 4,8 triliun.
Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib mengatakan, penurunan kredit disebabkan perubahan segmen UKM. "UKM berubah segmen. Dahulu Rp 100 juta, sekarang kami naikkan minimum Rp 500 juta," ujarnya.
Perubahan tersebut menurunkan kredit usaha kecil yang dahulu Rp 100-500 juta. Bank Mega memilih fokus pada sektor kredit usaha menengah yang memiliki plafon kredit Rp 500 juta hingga Rp 3 miliar. "Dengan perubahan ini kami harap risiko kredit akan lebih baik daripada kredit usaha kecil yang NPL-nya lebih besar," ujar Kostaman.
Sementara itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan memberikan proteksi kepada pelaku UMKM yang dinilai belum siap bersaing dalam pasar tunggal Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Salah satu bentuk proteksi yang akan diberikan berupa penurunan suku bunga kredit dari perbankan.
"Bila perlu sejak sekarang pemerintah membuat bank khusus yang bisa memberikan pinjaman modal dengan suku bunga rendah untuk industri kecil atau UMKM," kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Sri Agustina, Kamis (11/9). rep:satya festiani/ita nina winarsih ed: nidia zuraya