MADINAH — Kementerian Agama (Kemenag) RI mengimbau jamaah haji Indonesia yang sudah tiba di Arab Saudi agar menjaga kondisi tubuh. Jamaah diminta tidak memaksakan diri untuk beribadah secara berlebihan yang bisa membuat badan semakin capek. Apalagi, sampai berpisah dengan rombongannya saat thawaf di Masjidil Haram.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Abdul Djamil mengungkapkan, puncak haji (wukuf) diperkirakan jatuh pada 3 Oktober. Menjelang wukuf di Arafah, jamaah haji Indonesia diimbau menjaga kondisi kesehatan. Terlebih, saat ini, suhu udara di Makkah dan Madinah sangat panas.
Suhu di Makkah per Pukul 13.25 waktu Arab Saudi (WAS), Jumat (19/9), mencapai 43 derajat Celcius. Suhu udara pada Sabtu (20/9) diperkirakan turun menjadi 41 derajat Celcius, Ahad (21/9) 40 derajat Celcius, dan Senin (22/9) di level 41 derajat Celcius.
"Saya mengimbau beberapa hal. Untuk jamaah supaya tenaganya dihemat, cuaca sekarang cukup panas, di Madinah 40 derajat. Karena puncak haji masih 3 Oktober, jangan sampai jamaah kelelahan," kata Abdul Djamil, di Madinah, Jumat siang WAS. Menurutnya, stamina jamaah haji harus dijaga. Sebanyak 70 persen dari aktivitas mereka harus naik turun bus pengantar dari pemondokan dari dan menuju Masjidil Haram.
Lewat Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Makkah, Kemenag memang menyediakan bus Shalawat yang melayani jamaah haji pergi dari pemondokan dan menuju Masjidil Haram atau sejumlah tempat wisata spiritual. Ia menjelaskan, aktivitas naik turun bus membutuhkan stamina karena fasilitas umum dan ibadah yang tersedia di Masjidil Haram tidak hanya digunakan jamaah haji Indonesia.
"Banyak jamaah haji dari negara lain menggunakan sarana umum dan ibadah yang sama (di Masjidil Haram). Itu membutuhkan stamina makanya dihemat tenaganya," ujar Abdul Djamil.
Bila ada jamaah yang merasa kurang enak badan, Dirjen menyarankan agar segera berkonsultasi ke dokter yang menyertai mereka di kloter dan jangan menunggu sampai sakit. Selain dokter kloter, jamaah bisa meminta perawatan dan pengobatan dari dokter di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di tiap-tiap daerah kerja petugas Indonesia.
Untuk menghindari dehidrasi atau kekurangan cairan, jamaah haji Indonesia diminta memperbanyak minum. Porsi makan makanan juga harus cukup untuk memenuhi kebutuhan kalori harian. Dirjen mengaku sudah mengecek ke dapur katering untuk jamaah. Pengecekan itu demi memastikan apakah menu dan gizi menu katering sudah sesuai kriteria Kemenag.
Ia menuturkan, hal yang dicek, antara lain, memastikan daging sudah mengandung kecukupan gramasi. Ukuran nasi per kotak katering juga harus pas. Kedua, Kemenag memastikan tingkat keamanan higienitas makanan. "Jangan sampai makanan basi, itu nggak boleh, dan masuk pelanggaran berat. Kami juga mengecek komposisi makanan dan juga unsur buah. Intinya dari aspek konsumsi katering jamaah yang bisa menjaga stamina mereka," katanya memaparkan.
Kepala PPIH Daker Jeddah Ahmad Abdullah Yunus, menyatakan bahwa ratusan petugas PPIH Daker Jeddah akan bertanggung jawab melayani 168 ribu jamaah haji Indonesia selama di Arafah.
rep:zaki al hamzah ed: heri ruslan