Selasa 07 Oct 2014 13:00 WIB

Warga Sulit Dapatkan Air Bersih

Red:

SUKABUMI –– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Palang Merah Indonesia (PMI) Sukabumi mulai menyalurkan bantuan air bersih kepada warga. Pendis tribusian khususnya dilakukan kepada daerah yang mengalami krisis air bersih akibat kekeringan.

"Kami baru memasok air kedua kecamatan," ujar Kepala Gudang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi Usman Susilo kepada wartawan, Senin (6/10). Keca matan tersebut adalah Bantargadung dan Purabaya. Di Bantargadung, penya lur an air dibantu Palang MerahIndonesia (PMI) dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). BPBD menyalurkan bantuan be rupa 4.000 liter air dan water torn dengan kapasitas 2.000 liter.

Sementara, BPBD sudah menyalurkan 6.000 liter air ke Kecamatan Purabaya. Air bersih ini dikirim menggunakan mobil pemadam kebakaran (damkar) dengan dua kali pe ngiriman. Diakui Usman, upaya pem berian bantuan air bersih masih terkendala armada pengangkut. Akibatnya, ada dua dae rah yang meminta air bersih namun belum dapat dipenuhi, yakni Kecamatan Pabuaran dan Waluran.

Usman mengatakan, jumlah kecamatan yang mengalami kekeringan semakin bertambah. Pada September, hanya enam kecamatan yang dilaporkan terkena dampak kekeringan di Kabupaten Sukabumi. "Saat ini ada sembilan ke camatan yang dilaporkan ke sulitan air bersih," ujar Usman. Kesembilan kecamatan tersebut adalah Bantargadung, Curug Kembar, Purabaya, Pabuaran, Waluran, Ciemas, Cimanggu, Cibitung, dan Cikembar.

Dari sembilan kecamatan tersebut, ada empat daerah yang meminta pasokan air, yaitu Waluran, Purabaya, Pabuaran, dan Bantargadung. Lima kecamatan lainnya hanya meminta bantuan saluran air. Pasalnya, di sekitar per mu kiman warga masih ada sum ber air yang bisa dimanfaatkan. Ketua PMI Kabupaten Sukabumi Ayi Abdullah mengata kan, PMI baru menyiapkan satu armada pengangkut air. "Armada ini merupakan pinjaman dari PMI pusat yang akan di kem balikan jika kekeringan berlalu," kata dia.

Ayi mengatakan, PMI sudah menyalurkan pasokan air ke sejumlah daerah yang kekeringan dan rawan krisis air bersih. Daerah tersebut antara lain Bantargadung, Kabandungan, Caringin, dan Nyalindung. Salah seorang warga di Kampung Panyairan, Desa Bojong Galing, Kecamatan Nyalindung, Wawan Darmawan me ngatakan, bantuan air bersih tersebut sangat membantu warga. "Kami sudah kesulitan air bersih hampir selama tiga bulan," ujar dia.

Fenomena tersebut memang sudah rutin terjadi pada setiap musim kemarau. Mata air yang dekat dengan permukiman warga mengering dan aliran airnya kecil. Sementara, krisis air juga terjadi di Blok Sumur Gintung dan Blok Pajaten Desa Cibodas, Kecamatan/Kabupaten Majalengka. Hal itu menyusul ke ringnya sungai kecil yang me lintasi kedua blok tersebut, yang selama ini menjadi sumber air bagi warga.

"Sungai sudah mengering di hulu. Jangankan pertanian, untuk keperluan sehari-hari saja sulit," ujar warga Blok Sumur Gintung, Desa Cibodas, Marzam Maknun (35 tahun). Untuk mendapatkan air bersih, warga terpaksa menempuh jarak sekitar dua kilometer menuju sebuah sumur yang masih ada airnya. Warga pun harus mengangkut air dari sumur itu dengan jeriken atau menyedot lewat pompa diesel yang dipakai beramai-ramai.

Hal senada diungkapkan warga lainnya, Nurul. Dia menjelaskan, setiap musim kemarau, sumur gali yang menjadi andalan warga di setiap rumahnya selalu mengering setiap mu sim kemarau tiba. "Air hanya keluar pada malam hari," kata Nurul. Di siang hari, sumur warga sedikit sekali mengeluarkan air. Jika dipaksa ditimba, air yang dihasilkan keruh dan tidak dapat dipakai untuk kehidupan sehari-hari.

Seorang warga di Blok Pajaten, Rahmat, mengatakan, krisis air bersih bahkan sudah mulai terasa sejak sebelum Ramadhan. Hal itu terjadi seiring menyusutnya debit air di sungai yang ada di blok tersebut. Untuk mendapatkan air, warga terpaksa menggali ta nah di pinggiran sungai sedalam tiga sampai empat meter. Hal ini bertujuan agar sisa resapan air sungai bisa keluar dan dipakai untuk kebutuhan sehari-hari. rep:riga nurul iman/lilis sri handayani ed: friska yolandha

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement