Sabtu 26 Mar 2011 21:18 WIB

Induk Gajah Pemblokir Jalan Mati, Anaknya Teteskan Air Mata

Petugas menyiramkan air ke tubuh induk dan anaknya yang memblokir jalan di Bengkalis, Riau, Rabu (23/3).
Foto: Antara
Petugas menyiramkan air ke tubuh induk dan anaknya yang memblokir jalan di Bengkalis, Riau, Rabu (23/3).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU- Induk gajah liar pemblokir jalan yang sebelumnya dikabarkan sekarat, akhirnya mati di area kawasan PT Chevron Pacific Indonesia, Duri, Bengkalis, Riau, Sabtu (26/3) malam. Salah seorang petugas yang melakukan evakuasi gajah, Heri, menyebutkan induk gajah tersebut telah mendapatkan pertolongan maksimal.

"Infus sudah berbotol-botol habis. Begitu juga sampel darah telah diambil untuk mengetahui penyebab penyakitnya,"ujar Heri saat dihubungi ANTARA dari Pekanbaru, Sabtu malam. Pihak BBKSDA Riau juga telah mendatangkan gajah jinak dari Minas untuk membantu perawatan medis.

"Saat ini petugas dari BBKSDA dan WWF tengah melakukan otopsi untuk mengetahui apa penyebab kematian gajah itu," tukas dia. Uniknya, lanjut Heri, usai ditinggal induknya. Anak gajah yang berada tak jauh dari induknya tersebut terus meneteskan air mata.

"Matanya terus mengeluarkan air. Kami pun yang melihatnya jadi terharu," ucapnya.

Sebelumnya induk dan anak gajah memblokir jalan di Perumahan Cendana, Desa Balai Raja, Kecamatan Pinggir, Bengkalis, Riau. Pada Rabu lalu, induk gajah pingsan dan tumbang. Setelah mendapat pertolongan pertama dari warga, induk gajah bisa diselamatkan.

Sebenarnya saat induk dan anak gajah dipindahkan petugas ke hutan yang terdapat dibelakang perumahan, induh gajah sempat menunjukkan perkembangan positif setelah mendapatkan suplemen dari tim medis.

Kematian induk gajah disesalkan salah seorang warga setempat, Berton Panjaitan. Ia yang pernah dilatih untuk menghadapi gajah menyesalkan lambannya penanganan yang dilakukan BBKSDA dan WWF.

"Saya sudah firasat induk gajah tersebut akan mati. Karena begitu datang, pihak BBKSDA hanya melihat saja. Tidak melakukan tindakan seperti dulu ketika menghadapi gajah liuar yang sakit," jelasnya.

Menurutnya, salah satu penyebabnya kemungkinan adalah permasalahan dana. Sehingga BBKSDA sulit mengambil tindakan untuk merawat induk gajah. "Sekarang, saya berharap agar petugas konsen untuk merawat anak gajah yang sudah ditinggal mati induknya tersebut," tukas dia.

Sebelumnya, Samsuardi, dari WWF Riau menyebutkan ada indikasi gajah tersebut diracun. Salah satu tandanya adalah belalau yang gemetar dan gerakan gajah yang lamban. Ini merupakan gajah liar keenam yang mati pada tahun ini.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement