REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Kadar radiasi "sangat rendah" dari Pembangkit listrik tenaga nuklir Jepang yang rusak sudah menyebar ke sebagian besar provinsi di Cina, tetapi kadarnya terlalu rendah untuk menyebabkan risiko kesehatan, kata Pemerintah Cina. Kementerian Perlindungan Lingkungan mengatakan dalam sebuah pernyataan Rabu malam bahwa radiasi terdeteksi di negara berpenduduk padat itu, terutama di bagian timur, utara dan selatan.
Kementerian itu, Senin mengatakan bahwa yodium radioaktif terdeteksi di beberapa provinsi, namun laporan berikutnya telah melacak pelebaran kawasan dari daerah yang terkena radiasi. Namun, informasi Kementerian terbaru mengulangi pernyataan sebelumnya bahwa kadar radiasi radioaktif hanya sekitar seperseribu dari jumlah yang akan diterima oleh seseorang yang melakukan penerbangan udara sejauh 2.000 kilometer (1.200 mil).
Krisis atom Jepang telah menimbulkan kekhawatiran di Cina, memicu sebelumnya kepanikan nasional pembelian garam akibat salah informasi, yang mengakibatkan konsumen percaya bahwa yodium yang terkandung dalam garam juga bisa melindungi terhadap keracunan radiasi.
Pemerintah juga melarang impor beberapa produk makanan dari Jepang dan meningkatkan pemeriksaan di bandara, pelabuhan laut dan hub perjalanan lainnya di tengah kekhawatiran kontaminasi radiasi.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Jepang Fukushima Daiichi rusak akibat dilanda gempa dan tsunami pada 11 Maret lalu dan saat ini para pekerja tengah berjuang dengan tugas berbahaya untuk mencoba mengendalikan kebocoran radiasi.