REPUBLIKA.CO.ID,PARIS - Anak pemimpin Libya Moamar Qadafi, Saif al-Islam, mengatakan bahwa mereka siap berunding dengan pihak manapun. Namun, rumor yang menyebutkan bahwa ayahnya akan mundur itu sungguh "konyol".
"Ini saatnya untuk memasukkan "darah baru" ke dalam kepemimpinan negara. Karena sebagai pemimpin Libya, Qadafi saat ini sudah terlalu tua untuk menangani segala sesuatu,'' kata Saif. ''Namun, pembicaraan mengenai Qadafi akan meninggalkan kekuasaan itu sungguh konyol.''
Dalam wawancara dengan jaringan televisi Prancis BFM tersebut, Saif juga menyatakan bahwa mereka siap berdiskusi dengan pihak manapun. "Kami siap untuk berdiskusi bahkan dengan iblis. Namun, bahkan iblis harus tahu bahwa ada batasan," kata Saif merujuk pada usaha sejumlah pihak untuk menekan Qadafi agar mundur.
Mengenai intervensi asing di Libya, Saif menyebutkan kerugian Prancis dalam perang, baik secara ekonomi maupun politik. Dia juga mengkritik rencana Qatar dan kesepakatan dengan oposisi Libya yang berada di Benghazi.
Sementara Uni Afrika mengatakan bahwa delegasinya tiba di Benghazi pada Senin (11/4) untuk merundingkan rencana gencatan senjata setelah Qadafi menerima tawaran untuk mengakhiri kebuntuan politik dan bentrokan militer. Namun, pihak pemberontak dengan tegas meminta agar Qadafi mundur.