Kamis 05 May 2011 15:16 WIB
Negara Islam Indonesia

Nuh: NII Jangan Munculkan Islamphobia

Rep: C02/ Red: Didi Purwadi
Mendiknas Muhammad Nuh
Mendiknas Muhammad Nuh

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Menteri Pendidikan Nasional, Mohammad Nuh, meminta masyarakat untuk tidak menanggapi terlalu berlebihan terhadap masalah Negara Islam Indonesia (NII). Namun, dirinya juga meminta untuk tidak menganggap remeh hal ini. Segala sesuatu yang menyangkut keutuhan bangsa tidak bisa dianggap remeh.

“Tetapi, kita juga tidak boleh terjebak seakan-akan negara bubar,“ ujar Nuh seusai mendeklarasikan perilaku anti mencontek dan plagiat bersama beberapa rektor perguruan tinggi negeri.

Adanya gerakan ini juga jangan sampai membuat masyarakat menjadi takut terhadap satu agama. Nuh mengatakan setiap agama benar adanya. Hal ini tidak boleh disalahtafsirkan sehingga menimbulkan pemikiran ekstrim atau radikal. Lalu, hal tersebut pada akhirnya dituangkan ke dalam bentuk ekspresi fisik yang bersifat destruktif.

"Jangan sampai masalah ini membuat orang menjadi takut pada satu agama. Ini tidak ada hubungannya dengan agama," tandasnya.

Segala sesuatu memerlukan wadah. NKRI adalah wadah untuk rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia berasal dari berbagai macam ras dan agama. Ini merupakan pilar kedua bangsa, yaitu Bhineka Tunggal Ika. Hubungan antar komponen yang Bhineka Tunggal Ika itu, kata Nuh, adalah ideologi berbangsa.

“Inilah yang kita namakan Pancasila dan UUD 45,” kata Nuh.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement