Kamis 05 May 2011 18:16 WIB

Tak Ada Baku Tembak dalam Operasi Penyergapan Osama bin Laden

Bangunan yang menjadi tempat berlindung Osama bin Laden saat terbunuh
Foto: REUTERS
Bangunan yang menjadi tempat berlindung Osama bin Laden saat terbunuh

REPUBLIKA.CO.ID, Keraguan mulai berkembang seputar laporan penyerangan anggota operasi khusus AS yang membuat Osama bin Laden terbunuh. Dalam laporan terdapat klaim bahwa anggota Seals Angkatan Laut AS, ditembak hanya di awal-awal operasi dan empat hingga lima orang yang tewas, termasuk si pemimpin Alqaidah itu tidak dalam kondisi bersenjata.

Sorang pejabat AS dalam status anonim, kepada New York Times berkata satu-satunya tembakan dari bangunan di Abbottabad, dimana bin Laden berlindujng, datang dari kurirnya, Abu Ahmed al-Kuwaiti.

Saat itu, menurut sang pejabat, Abu Ahmed berada di balik pintu guesthouse yang berdampingan dengan bangunan utama. Pasukan AS langsung memberondongka tembakan dan membunuh Abu Ahmed dan seorang wanita dalam guest house dan, saat memasuki rumah utama, tidak ada tembakan lagi, ujarnya.

Laporan terbaru ini menandai versi berbeda sejumlah kejadian yang dirilis sebelumnya oleh Pentagon. Dalam laporan-laporan sebelum disebutkan pasukan AS terlibat baku tembak selama operasi berlangsung.

Secara terpisah, MSNBC News melaporkan lima atau empat orang yang terbunuh dalam operasi itu tidak  bersenjata. Bahkan stasiun TV itu mengatakan saat itu pun mereka tidak menembakkan senjata.

Namun, New York Times, mengutip seperti yang diungkapkan Seals sebelumnya, mereka dalam lingkungan yang 'berbahaya, keras dan mengancam' sekaligus meyakini bahwa selama operasi mereka berada dibawah ancaman. Orang berikut yang terbunuh, saudara lelaki si kurir, ditembak setelah pasukan AS meyakini ia tengah bersiap menembakkan senjata, sementara putra bin Ladin, Khalid, tewas ketika ia tengah berlari menerjang tim Seal

Ketika bin Laden tertembak pun, ia dilaporkan berada di lantai teratas bangunan dalam kondisi tidak bersenjata meski ia memiliki rifle AK047 dan sebuah pistol Makarov dalam jangkauan, demikian bunyi laporan.

Setelah bangunan diamankan, tim menemukan informasi digital dalam jumlah besar, diantaranya 100 drive USB, kepingan DVD, CD, lima komputer dan 10 lebih hard drives.

Pertikaian berlanjut mengenai apa persisnya yang terjadi saat penggerebeg--yang telah membuat Gedung Putih mengeluarkan serangkaian revisi dari laporan awal--dipandang kecil kemungkinan dipersoalkan, alih-alih ia dilihat sebagai kemenangan bagi Barack Obama dan pemerintahannya.

Juru bicara Gedung Putih, Jay Carney, menolak berkomentar mengenai masalah itu pada Rabu lalu. "Saya tidak akan masuk ke detail operasi."

Saat ditanya mengenai legalitas pembunuhan dalam operasi, Carney membaca dari pernyataan yang telah disiapkan sebelumnya. "Tim memiliki kewenangan untuk membunuh Osama bin Ladin kecuali ia menyatakan menyerahkan diri, dalam kata lain tim diminta untuk menerima penyerahan dirinya jika mereka berada dalam situasi aman untuk itu. Operasi dilakukan dalam aturan yang sangat konsisten sepenuhnya dengan hukum perang. Operasi telah direncanakan sehingga tim pun telah siap dan memiliki alat-alat yang diperlukan untuk menahan Bin Laden hidup-hidup. Dengan demikian tak perlu ada lagi pertanyaan bahwa operasi ini melanggar hukum."

sumber : Guardian
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement