REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS - Setelah terjadinya protes-protes anti-pemerintah, penguasa sementara Tunisia memberlakukan jam malam di ibukota Tunis pada Sabtu, (7/5). Kementerian Dalam Negeri Tunisia memberlakukan jam malam mulai pukul 21.00 hingga 05.00 waktu setempat.
Sejak pertengahan April, ratusan pemrotes berkumpul di luar Kedutaan Besar Arab Saudi di Tunis, Tunisia, dan menyerukan ekstradisi mantan Presiden Zine El-Abidine Ben Ali. Pemrotes melemparkan sepatu ke gambar mantan presiden tersebut dan menggelar pengadilan teatrikal yang menjatuhkan hukuman mati pada Ben Ali.
Ben Ali mendapatkan suaka di Arab Saudi sejak ia meninggalkan negerinya pada 14 Januari, setelah tumbang dari kekuasaan yang ia pegang selama 23 tahun.
Protes-protes tersebut dilakukan warga sehari setelah Menteri Kehakiman Tunisia Lazhar Karoui Chebbi mengumumkan pemerintah telah menyiapkan 18 dakwaan, mulai dari pembunuhan secara sengaja sampai penyelundupan narkotika, terhadap Ben Ali.
Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan melalui televisi Tunisia, Chebbi mengatakan pengajuan kasus hukum itu akan memudahkan ekstradisi Ben Ali dari Arab Saudi.
Setelah menggulingkan rezim Ben Ali, Perdana Menteri Tunisia sementara, Beji Caid Essebsi, mengumumkan pemerintah baru yang terbebas dari rezim lama.