Ahad 29 May 2011 16:09 WIB
Nazaruddin

Heru Lelono Geram Kasus Nazaruddin Digunakan Merusak

Heru Lelono
Heru Lelono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Staf khusus presiden bidang komunikasi Heru Lelono merasa geram karena kasus mantan bendahara umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin digunakan kelompok tertentu untuk merusak pemerintahan dan memfitnah Presiden Yudhoyono.

"Mengikuti kasus Nazaruddin mantan bendum Demokrat, saya menilai semakin hari semakin 'ngaco', semakin brutal, semakin tidak rasional. Nazar memang bisa dikatakan orang politik. Namun menggunakan kasus orang politik, untuk kepentingan dan ambisi kelompok tertentu dengan cara brutal, sangatlah biadab," ujar Heru Lelono dalam siaran pers yang diterima Ahad (29/5).

Dikemukakannya bahwa dirinya dan mayoritas rakyat pemilih SBY pada 2004 dan 2009, sangat terganggu dengan upaya fitnah itu. Ia menambahkan, apalagi dengan adanya SMS yang memfitnah Presiden SBY memanfaatkan kasus Nazaruddin. Hal itu, menurut dia merupakan tindakan keji.

Menurut dia, SMS fitnah yang disebarkan tersebut dilakukan pihak-pihak tertentu dengan sengaja. Untuk itu ia mengharapkan agar pelakunya dapat ditangkap. "SMS yang beredar, khususnya yang memfitnah pribadi SBY, saya katakan bukan SMS gelap. Pasti ada yang melakukan dengan sengaja. Hanya harapan yang bisa saya utarakan, agar pelakunya terungkap," katanya.

Ia mengatakan, orang boleh tidak suka SBY sebagai pribadi. Namun bila bicara berbangsa dengan demokrasi, SBY merupakan Presiden RI yang dipilih rakyat yang tetap harus dihormati. "Sebesar apapun ketidak sempurnaan SBY dimata oposisi, beliau adalah Presiden RI. Kalau tidak setuju, pilih orang lain dalam Pemilu," katanya.

Ia menambahkan, SBY sebagai Presiden tidak boleh terganggu konsentrasinya dalam memimpin rakyat, hanya oleh keruwetan partai politik apapun. Menurut dia, apabila kasus Nazaruddin adalah kasus hukum, maka seharusnya diselesaikan secara hukum.

Untuk itu, ia menghimbau kepada Partai Demokrat untuk menegakan hukum dan kebenaran bila memang loyal terhadap Presiden SBY. "SBY sudah mengatakan, hukum tidak boleh pandang bulu. Kalau ada oknum melanggar hukum di jajaran partai Demokrat, itu sama artinya dengan bentuk ketidakloyalan kepada SBY," katanya.

Ia menambahkan, bila jajaran Demokrat loyal, seharusnya mendukung tugas SBY sebagai Presiden, dengan berbuat kebaikan. "Jangan malah menjadi beban SBY, yang saya kenal benar sampai detik ini tidak memiliki sikap pribadi yang menyimpang, kecuali untuk menjalankan amanah rakyat," katanya.

Ia menambahkan sikap santun SBY jangan disalahartikan atau malah disalahgunakan, sehingga menyulitkan tugas beliau. "Saya hanya bisa mengatakan bahwa kebiadaban politik seperti ini tidak boleh hidup ditanah air," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement