Jumat 17 Jun 2011 11:06 WIB

Taliban Pakistan Dukung Zawahiri Sebagai Pemimpin Baru Al-Qaidah

Red: cr01
Osama bin Laden (kiri) dan Ayman Al-Zawahiri (kanan), potret dua sahabat.
Foto: AP
Osama bin Laden (kiri) dan Ayman Al-Zawahiri (kanan), potret dua sahabat.

REPUBLIKA.CO.ID, DERA ISMAIL KHAN – Gerakan Taliban Pakistan—yang dianggap sebagai salah satu kelompok gerilyawan paling berbahaya di dunia—mendukung Ayman Al-Zawahiri sebagai pemimpin baru Al-Qaidah dan berjanji untuk melakukan serangan terhadap sasaran-sasaran Barat.

Juru bicara Taliban Pakistan, Ehsanullah Ehsan, melukiskan Zawahiri sebagai orang yang mampu dan mengatakan bekas dokter Mesir itu akan mengilhami kelompok tersebut untuk menghadapi Barat. "Kami telah melakukan aktivitas kami yang, Insya Allah, akan mengumpulkan lebih banyak momentum. Kami akan membalas penindasan Barat," kata Ehsan, Kamis (16/6).

Taliban Pakistan, yang memiliki hubungan dekat dengan Al-Qaidah dan organisasi militan anti-Barat lainnya, telah disalahkan atas banyak pemboman bunuh diri di Pakistan, sekutu AS yang dianggap penting bagi upaya AS untuk menstabilkan Afghanistan. Kelompok ini memiliki ambisi lebih besar tapi belum terbukti mampu melakukan serangan canggih di Barat. Mereka menyatakan bertanggungjawab atas sebuah pemboman yang menghancurkan di Times Square New York.

Tahun lalu, AS menambahkan Tehrik-i-Taliban Pakistan (TTP) atau Gerakan Taliban Pakistan ke dalam daftar organisasi teroris asing. Penuntut AS mendakwa pemimpin TTP, Hakimullah Mehsud, karena aksi yang menewaskan tujuh staf CIA di sebuah markas AS di Afghanistan pada 2009.

Hubungan Zawahiri dengan kelompok seperti TTP dapat menentukan apakah ia layak dianggap sebagai otak operasional di belakang Al-Qaidah yang dapat memperkuat organisasi yang telah kehilangan tenaga sejak serangan 11 September satu dasawarsa lalu itu.

 

Omar Khaled Khorasani, seorang komandan senior Taliban Pakistan, belum lama ini mengatakan bahwa Zawahiri adalah pemimpin tertinggi kelompok itu (Al-Qaidah). Zawahiri telah menyampaikan kemuakannya pada pemerintah Pakistan yang didukung AS. Dalam rekaman-rekaman yang disiarkan di internet, ia mendesak rakyat Pakistan untuk memberontak terhadap pemerintah dan militer mereka. Seperti gerilyawan lainnya, ia melihat Pakistan sebagai boneka AS.

Zawahiri bertemu dengan Bin Laden pada pertengahan 1980-an ketika keduanya berada di Pakistan untuk membantu gerilyawan memerangi Soviet di Afghanistan. Ia diduga bersembunyi di perbatasan Pakistan-Afghanistan yang sulit diendus.

sumber : Antara/Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement