REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mengembalikan dan meneguhkan PPP sebagai rumah besar bagi umat Islam akan menjadi agenda utama Muktamar PPP pada 3-7 Juli mendatang di Bandung. Untuk mencapai tujuan ini, PPP akan memfokuskan pengembangan kadernya pada bidang politik, ekonomi dan kesejahteraan.
Di politik, dijelaskan Wakil Sekjen PPP Romahurmuzy, PPP akan menyiapkan diri sebagai kanal aspiasi politik Islam, khususnya parpol yang tidak lolos duduk di parlemen. "Dalam AD/ART kami menunjukan fleksibilitas untuk penggabungan partai ke PPP," ujarnya saat dihubungi, Jumat (17/6).
Untuk ekonomi, PPP akan menunjukan dukungannya kepada pengembangan perbankan syariah nasional. Hal ini dilakukan PPP melihat daya tahan perbankan syariah yang melebihi perbankan konvensional saat krisis 1998.
Sementara di bidang kesejahteraan, pemberantasan madat, madon, main, minum, maling atau molimo akan diusung PPP di setiap daerah. "Kami akan menjadi garda terdepan dalam memberantas penyakit masyarakat ini," katanya menegaskan.
Khusus poin terakhir ini, kata Romy, hasil Muktamar PPP salah satunya adalah membentuk Satgas Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Di Muktamar ini, Suryadharma Alie kembali mencalonkan diri, ditambah dua pesaing: Ahmad MuQowam dan Ahmad Yani.