Ahad 26 Jun 2011 17:36 WIB

SBY Sering Curhat, Makanya Popularitasnya Turun

Rep: Teguh Firmansyah/ Red: Stevy Maradona
SBY
SBY

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak curhat ternyata tidak selamanya baik. Itulah yang terjadi pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Menurut Peneliti Senior Lingkaran Survei Indonesia Sunarto Ciptoharjono sikap curhat  SBY  yang cenderung reaktif turut menyumbang turunnya popularitas orang nomor satu di Indonesia itu.

Seperti dalam kasus terakhir, ketika SBY menanggapi pesan beredar di publik yang menurutnya menjatuhkan secara personal. 

Apalagi tanggapannya itu jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan penanganan kasus pemancungan TKI di Arab Saudi, Ruyati bin Satubi.  "Jadi curhatnya presiden yang reaktif juga turut menyumbang turunnya popularitas SBY,"ujarnya, dalam keterangan persnya di kantor LSI, Ahad (26/6).

Kemudian, SBY juga pernah curhat tentang  gajinya sebagai presiden yang belum naik selama tujuh tahun. Meski mungkin maksudnya baik untuk menunjukan kepada bawahannya, namun persepsi dipublik ternyata tidak demikian.

"Lalu ada curhat lain soal dirinya, dipresentasikan sebagai kerbau dalam aksi demo. ini turut menyumbang merosotnya Leadership SBY,"katanya.

Masalah lain yang membuat kinerja SBY merosot yakni penanganan kasus hukum  yang tidak tuntas. Diantaranya seperti pembunuhan munir, Bail Out Bank Century, dan pembunuhan aktifis Ahmadiyah. 

Untuk diketahui, Lingkaran Survei Indonesia untuk pertama kalinya mencatat kepuasan pemilih atas kinerja Presiden SBY turun dibawah 50 persen.  Aneka kasus besar yang tak tuntas dibawah kepemimpinan SBY menjadi variable berubahnya persepsi publik.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement