REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Panitia Seleksi (Pansel) KPK diminta memilih kandidat pimpinan KPK dengan berbagai latar belakang. "Pimpinan KPK idealnya tak hanya bagus dalam penegakan hukum saja," kata Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Danang Widoyo di Jakarta, Senin (27/6).
Di luar Ketua KPK Busryo Muqoddas yang otomatis terpilih. ICW meminta Pansel KPK mempertimbangkan kemampuan khusus kandidat yang bakal terpilih. Di luar integritas, ICW mengharap pimpinan KPK terpilih memiliki latar belakang bervariasi.
Seperti, jago dalam investigasi, penyelidikan, pengelolaan organisasi, dan pengaturan sektor keuangan. Itu karena masalah yang dihadapi KPK tak melulu masalah hukum. "ICW sudah menyampaikan masalah itu ke Pansel KPK semoga ditindaklanjuti," aku Danang.
Menurut dia, dari 142 calon pimpinan KPK yang lolos tahap seleksi administrasi, ICW menilai banyak kandidat yang memiliki jejak rekam bagus. Meski tak mendukung kandidat tertentu, ICW menyebut nama advokat Bambang Widjojanto, layak terpilih jadi salah satu pimpinan KPK.
Penilaian sama juga dilakukan ICW terhadap pimpinan KPK yang menjabat yang ikut mendaftar lagi. "Tapi ICW tetap tak mendukung orang per orang," katanya menegaskan.
ICW juga mengingatkan DPR agar tak lagi mempermasalahkan jabatan Busryo Muqoddas. Sesuai keputusan Mahkamah Konstitusi (MK), Busrya Muqoddas tak perlu ikut seleksi Pansel KPK. Sebab, keputusan MK itu sesuai UU bersifat mengikat dan tak bisa dipermasalahkan.
"Jadi DPR tinggal memilih empat jabatan lain, meski Pak Busryo tak otomatis jadi Ketua KPK," kata Danang menadaskan.