Kamis 30 Jun 2011 15:30 WIB

Kristenisasi Gaya Sembako Kini Diharamkan

Personel Brimob Polda Jawa Tengah bersiaga di depan sebuah gereja pasca kerusuhan Temanggung pada beberapa waktu lalu.
Foto: Antara/Anis Efizudin
Personel Brimob Polda Jawa Tengah bersiaga di depan sebuah gereja pasca kerusuhan Temanggung pada beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID,AMSTERDAM - Dewan Gereja Sedunia, Vatikan dan Aliansi Injil Sedunia mengeluarkan buku lima halaman pedoman penginjilan. Yang paling menonjol adalah kesepakatan meninggalkan cara-cara penginjilan terselubung. Seperti dikutip Radio Netherlands Worldwide, kini kemungkinan tak ada lagi penginjilan lewat sembako.

Kode etik disusun melalui perundingan rumit sejak 2005. Dengan pedoman tersebut, ketiga organisasi kristen terbesar di dunia itu berharap dapat mengurangi rasa permusuhan dengan Islam ataupun agama lain akibat kegiatan penginjilan.

"Metode tidak pantas dalam mengerjakan tugas-tugas misionari lewat cara-cara terselubung dan pemaksaan harus ditinggalkan," bunyi salah satu butir fatwa gereja sedunia. "Pola-pola tersebut mengkhianati injil dan bisa menyebabkan pihak lain menderita."

Dibunuh

Di beberapa negara seperti Pakistan, Indonesia dan India, kegiatan penginjilan dapat menyebabkan kekerasan fatal. Si penyebar iman kristen dan mereka yang kemudian beralih kepercayaan sering menjadi korban pembunuhan.

Sebuah laporan terbaru menunjukkan, sejak tahun 2006, sedikitnya sudah 200 gereja di Indonesia rusak atau dibakar akibat ketegangan antara umat beragama. World Council of Churches, Roman Catholic dan World Evangelical Alliance, merasa konflik dapat dikurangi jika mereka yang ingin menyebarkan 'kabar baik' itu menempuh cara bersahabat. "Mengedepankan upaya membangun hubungan saling menghormati dan saling percaya dengan semua pihak beragama," katanya.

Namun, panduan bertitel 'Saksi Kristen Dalam Dunia Multi Agama: Rekomendasi Kode Etik' yang diluncurkan di kota Jenewa, Swiss, dirasa sulit untuk dilaksanakan di Indonesia.

"Untuk wilayah tertentu di daerah-daerah miskin, kadang kala kita memberitakan kasih Kristus dengan cara kontekstual. Misalnya mereka kekurangan gizi, maka gereja atau pelayanan-pelayanan misi turun ke sana,'' kata Andriyan Makawimbang, penginjil muda di Jakarta. ''Mereka ingin membagi nilai-nilai kemanusiaan. Tapi, ini sering dicap sebagai misi dari kristen itu sendiri,"

Andriyan telah meninggalkan cara-cara penginjilan lewat pembagian sembako. Dia merasa pola tersebut membuat nilai-nilai kekristenan jadi murah.

"Tapi, itu masih bisa diperdebatkan khususnya di Indonesia. Apalagi, ada gereja yang senang sekali tour area-area kemiskinan itu nanti dianggap misi. Setelah mereka turun ke situ kan, mereka tentunya juga dapat dana. Kita tak bisa tutup mata," ujar aktivis gereja ini.

sumber : www.rnw.nl
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement