REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Berpulangnya Dai Sejuta Umat KH Zainuddin MZ menjadi kehilangan tersendiri dunia dakwah Indonesia. Zainuddin memang terkenal piawai berdakwah ke berbagai kalangan dengan bahasa sederhana.
Seperti dikutip dari Dakwah dan Politik Dai Berjuta Umat, Zainuddin mengaku belajar pidato dengan menyontoh gaya pidato KH Syukron Ma'mun dari Pondok Pesantren DArul Rahman Jakarta. Menurut dia, gaya pidato KH Syukron sangat enak dan dapat dimengerti semua pendengar.
Selain mengutip gaya KH Syukron, Zainuddin juga belajar gaya pidato Buya Hamka, KH Idham Chalid, dan Soekarno, presiden pertama RI. Ia mengaku membaca buku-buku yang ditulis para tokoh ini. Dari Buya Hamka ia mempelajari gaya bahasa. Sementara dari Soekarno ia meniru gaya pidato yang berapi-api. Sementara dari Idham Chalid ia mengagumi gaya pidato yang menggunakan logika berpikir yang logis.
Di usia 17 tahun, ketika duduk kelas dua madrasah aliyah, Zainuddin mendapat tugas untuk mengisi pengajian di Cipete dan Cilandak. Tak disangka-sangka, jamaah pengajian sangat menyukai khotbah Zainuddin. Padahal, ia akui, persiapannya biasa saja, dan membaut jamaah tertawa sesekali dalam isi ceramah itu.
Dari sinilah bakat pidato Zainuddin makin terasah. Ia pun dapat undangan isi ceramah di sejumlah kampung di Jakarta.