REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kementrian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bersama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) mengumumkan tidak ditemukan cemaran E sakazakii pada susu formula yang beredar di pasaran. Hal ini sesuai hasil survei terhadap susu formula yang dilakukan ketiga pihak kurun waktu Maret-Juni 2011 lalu.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbangkes) Kemenkes, Trihono,mengatakan bahwa dari 47 merek, 88 bets dan 183 sampel yang diteliti tidak ditemukan E sakazakii. Sampel dari produksi dalam negeri dan luar negeri itu diambil dari tujuh region di Indonesia mencakup Sunatera, Jawa Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Maluku Utara, serta Papua.
Dijelaskan pula susu formula yang diteliti tidak hanya berkemasan kaleng tapi juga yang dikemas dalam karton. Sampel ini diambil dari pasar swalayan dan pasar tradisional.
''Bayi usia 0-6 bulan sebaiknya tidak minum susu formula tapi air susu ibu (ASI).Tapi pada keadaan-keadaan tertentu saat ibu tidak bisa memberikan ASI atau bayi tidak bisa meminum ASI bisa diberikan susu formula,'' tutur Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih saat temu wartawan di Jakarta, Jumat (8/7).
Hadir juga saat temu wartawan Kepala BPOM Kustantinah bersama dengan Rektor IPB Herry Suhardyanto, Direktur Perdata Kejagung Faedhoni Yusuf, dan Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring