REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH - Mantan raja Kamboja Norodom Sihanouk yang sedang sakit meninggalkan negaranya menuju Beijing, Rabu (3/8), untuk menjalani pemeriksaan kesehatan, kata beberapa pejabat. Mantan raja berusia 88 tahun itu, yang tetap seorang tokoh yang dihormati di Kamboja, diberi upacara pemberangkatan kehormatan oleh puteranya Raja Norodom Sihamoni, Perdana Menteri Hun Sen dan sejumlah pejabat senior lainnya di bandara Phnom Penh.
Sihanouk telah menderita karena sejumlah penyakit, termasuk kanker, diabetes dan hipertensi, dan telah menerima sebagian besar dari perawatan medisnya di China, meskipun ia telah kembali di Phnom Penh sejak awal April lalu. "Ia pergi kembali saat ini untuk memeriksakan kesehatannya supaya tetap sehat dan hidup lebih lama di antara rakyatnya," kata Pangeran Sisowath Sirirath, wakil kedua ketua partai pendukung kerajaan Funcinpec, pada wartawan.
Ia mengatakan ia tidak tahu kapan Sihanouk akan kembali lagi ke Kamboja. Sihanouk, yang melakukan berjalanan dengan isterinya, tampak riang dan tampak tentram saat ia menekankan tangannya bersama dalam salam tradisional pada para pemberi selamat sebelum naik pesawatnya.
Salah satu raja yang paling lama menjabat di Asia, mantan raja itu dengan tiba-tiba meninggalkan takhtanya pada Oktober 2004 dengan persetujuan puteranya, dengan menyebut usia tua dan masalah kesehatan. Meskipun sudah turun takhta, mantan raja itu kadang-kadang menggunakan laman internetnya untuk berkomunikasi dengan dunia luar.
Dalam pesannya paling belakangan, tertanggal 30 Juli, ia meminta maaf karena sangat lelah untuk menerima para tamu. "Yang sebenarnya adalah bahwa ... saya sering jatuh tertidur," ia menulis dalam sepucuk surat tulisan tangan yang disiarkan di internet, "Saya menghabiskan sebagian besar waktu saya di kamar tidur."
Ia mengatakan pada 2009 ia telah hidup sangat lama dan ingin mati secepat mungkin, menurut catatan lainnya di laman internetnya. "Usia lanjut berkaitan dengan saya seperti berat tak tertahankan," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika