Senin 08 Aug 2011 19:10 WIB

Harus Ada yang Luar Biasa dalam Penanganan Nazaruddin

Rep: C19/ Red: Johar Arif
Anggota dari Laskar KPK mengenakan topeng bergambar Nazaruddin saat melakukan aksi teatrikal di depan Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat (10/6).
Foto: Antara/Fanny Octavianus
Anggota dari Laskar KPK mengenakan topeng bergambar Nazaruddin saat melakukan aksi teatrikal di depan Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat (10/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Febriansyah, mengingatkan agar penanganan kasus Nazaruddin mendapatkan proteksi yang tepat dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) maupun Polri.

Sehingga aparat penegak hukum ini bisa lebih fokus dalam upaya mengungkap kasus inti mantan Bendahara Umum Partai Demokrat ini dengan tuntas. "Termasuk kebenaran dari apa yang telah diungkap Naaruddin," ungkapnya, di Jakarta, Senin (8/8).

Febri -- panggilan akrab Febriansyah-- juga berharap dalam penanganan kasus Nazaruddin ini harus ada yang luar biasa. Jangan sekedar penanganan kasus yang biasa- biasa saja.

Bila perlu dilibatkan pihak-pihak yang paling berkompeten dan menguasai bidang hukum maupun politik. Ia melihat pascakepulangan Nazaruddin akan menimbulkan ekses-ekses politik yang luar biasa di Tanah Air.

Sehingga upaya pengungkapan kasus Nazarudddin justru terhambat dan hanya menjadi 'bola' politik. Sedangkan untuk KPK tentunya harus mewaspadai 'serangan balik' dari persoalan Nazaruddin ini. "Bagaimanapun kasus Nazaruddin ini merupakan kasus yang sangt luar biasa," imbuhnya.

Febri menambahkan, menyusul tertangkapnya Nazaruddin oleh interpol di Chartaghena, Kolombia, yang patut dicermati sekarang adalah upaya ekstradisi tersangka kasus suap Wisma Atlet ini dari negara Kolombia.

"Jangan sampai teknis ekstradisi ini pada akhirnya hanya menjadi kendala ataupun akhirnya menjadi tarik ulur kepentingan untuk memproses dan mengungkap kasus Nazaruddin di negeri sendiri," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement