Jumat 12 Aug 2011 14:12 WIB

Penjualan Bendera Lesu Saat Ramadhan, Pedagang Gigit Jari

Rep: Nur Farida/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Penjual bendera
Foto: ANTARA
Penjual bendera

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK - Sejumlah pedagang bendera merah putih mengeluhkan turunnya pendapatan mereka dari hasil penjualan musiman bendera. Penurunan ini terjadi sejak 2010 lalu.

"Dua tahun belakangan ini penjualan makin sepi," ujar Bimo seorang penjual bendera keliling di kawasan Depok Timur. Menurut dia penjualan bendera yang semakin sepi dua tahun belakangan ini dikarenakan perayaan Agustusan berbarengan dengan bulan Ramadhan.

Ungkapan senada dilontarkan pula oleh pedagang bendera musiman di kecamatan Pancoran Mas. Menurut Yusuf Mabruri, sebagai satu-satunya penjual bendera di depan stasiun Depok baru, yang telah lama berjualan, mengatakan setelah reformasi hingga sekarang penjualan bendera setiap menjelang 17-an kian menurun.

Bimo menilai itu terkait dengan turunnya rasa nasionalisme masyarakat. "Orang tidak perduli lagi dengan hari kemerdekaan."

Akibat sepinya penjualan bendera dua tahun lalu, Yusuf Mabruri mengakui untuk tahun ini, ia menjual bendera sisa tahun lalu. Pasalnya jumlahnya masih banyak ditambah lagi modal yang ia keluarkan untuk modal penjualan bendera tahun lalu juga belum kembali hingga kini, karena pembelian menurun.

Sejumlah pedagang mengakui dalam satu hari paling banyak seorang penjual bisa menjual 2 bendera dan 3 tiang. Hari paling sepi bahkan esktrim, yakni tak berhasil menjual satu pun. "Kemarin saya tidak laku sama sekali," ungkap Sukaesis seorang penjual bendera di trotoar jalan di Jl. Kartini.

Dari segi harga, pedagang bendera mengakui tidak ada kenaikan harga barang sejak awal 2000-an. "Harganya masih tetap sama, paling beda harga karena keuntungan yang ingin diambil pedagang," ungkap Sukaesih.

Walupun tidak ada kenaikan harga bendera, perayaan kemerdekaan yang jatuh di bulan Ramadhan tetap membuat penjualan berkurang. Rata-rata barang yang diambil pedagang bendera baik keliling maupun yang menetap, sebanyak 1-10 kodi. Hingga hari ini rata-rata penjualan mereka belum ada yang menyentuh 1 kodi pun.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement