REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI - Petugas Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Kerinci, Jambi, mengungkapkan telah menerima laporan atau pengaduan dari Himpunan Keluarga Besar Kerinci (HKK) di Malaysia tentang rencana pendeportasian atau pemulangan sebanyak 10 ribu tenaga kerja indonesia (TKI) asal Kerinci pada Desember 2011.
"Dari laporan para TKI kita di Malaysia memang ada niatan pemerintah Malaysia mendeportasi atau memulangkan sekitar 10 ribu TKI asal Kerinci yang bekerja di negara tersebut pada akhir tahun 2011 ini tepatnya Desember," kata Kadis Sosnakertrans, Damhar di Kerinci, Sabtu (13/8).
Menurut dia, kepulangan puluhan ribu TKI asal Kerinci dari informasi yang diperolehnya setidaknya berlangsung hingga Desember 2011. Ada sekitar 10 ribu TKI asal Kerinci akan kembali ke Kerinci, karena mereka terkena dampak pengampunan di Malaysia.
"Ini akan menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi Dinsosnakertran dan Pemkab Kerinci karena pengembalian TKI asal Kerinci tersebut berarti potensi terjadinya pengangguran massal di Kerinci pasca pemulangan itu," katanya.
Apalagi, jumlah TKI asal Kerinci yang kehilangan pekerjaan sangat banyak hingga mencapai 10 ribu. Sementara pada saat yang sama daerah Kerinci tengah mengalami masa sulit akibat paceklik sebagai dampak dari anomali cuaca. Kondisi itu mengakibatkan dunia pertanian Kerinci mengalami gagal panen yang diprediksikan juga akan berlangsng hingga Desember.
"Karena itulah, kita perlu memutar otak untuk mengantisipasi damapk deportasi dan musim paceklik ini, berbagai program dan langkah-langkah penaggulangan perlu disiapkan sedini mungkin," ujar Damhar.
Dua kondisi tersebut sangat rentan bagi ketahanan sosial di tengah masyarakat, karena otomatis akan memicu meningginya tingkat pengangguran sekaligus menyempitnya peluang usaha di Kabupaten Kerinci pada akhir 2011 tersebut.
"Ini berarti kondisi perekonomian Kerinci memang benar-benar sedang diuji, setelah terjadinya gagal panen akibat musim kemarau yang berkepanjangan.
Padahal, pertanian sawah merupakan sumber pendapatan terbesar bagi masyarakat Kerinci, lalu tidak berkembangnya dunia pariwisata dan kini para TKI yang kita kirim justru akan dikembalikan ke sini, sungguh sebuah dilema dan problema yang perlu penanganan sigap dan serius," katanya.
Dia menegaskan, saat ini pihaknya tengah mempergencar koordinasi dan komunikasi dengan pihak terkait bahkan juga dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat mengenai hal tersebut.