REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD-- Sebanyak 88 orang tewas dan sekitar delapan juta lainnya terkena dampak banjir yang melanda provinsi Pakistan selatan Sindh dan provinsi timur Punjab, kata seorang pejabat Otoritas Manajemen Bencana Nasional Pakistan (NDMA).
Zafar Iqbal Qadir, ketua NDMA, mengatakan kepada media setempat, Ahad, bahwa sebagian besar orang yang kehilangan rumah mereka saat banjir melanda provinsi Sindh dan Punjab bisa mengungsi ke sejumlah posko. Makanan dan kebutuhan hidup lainnya juga telah dipasok ke daerah yang terkena banjir, katanya.
Dia menambahkan bahwa pasukan angkatan darat dan angkatan laut Pakistan serta organisasi PBB juga terlibat dalam operasi penyelamatan dan pekerjaan bantuan di daerah yang dilanda bencana itu.
Untuk mencegah penularan beberapa penyakit akibat banjir, pemerintah juga telah meluncurkan kampanye anti-malaria di daerah yang dilanda banjir di Sindh, katanya.
Perdana menteri Pakistan telah menyerukan pemerintah daerah untuk membuat semua usaha yang mungkin untuk mencegah penyebaran lebih lanjut epidemi itu dan memberikan perawatan terbaik kepada pasien demam berdarah.
Departemen meteorologi setempat memperkirakan hujan lebih besar akan terjadi dalam beberapa hari mendatang, yang selanjutnya dapat memperburuk situasi di daerah yang dilanda banjir.
Meskipun kerusakan mungkin diakibatkan dari masalah banjir di Pakistan, ketua NDMA mengatakan negaranya siap untuk mengatasi banjir terutama melalui usaha sendiri meskipun NDMA berkoordinasi dengan organisasi PBB dalam memerangi banjir itu.
Pada 2010, Pakistan dilanda banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang menggenangi hampir seperlima dari lahannya, mengklaim lebih dari 2.000 jiwa melayang dan yang berdampak sekitar 20 juta orang.
Kerusakan yang diakibatkan oleh banjir 2010 terhadap Pakistan begitu besar bahkan pemerintah harus mencari bantuan dari masyarakat internasional.