Rabu 14 Sep 2011 11:00 WIB

Pengungsi Ambon Capai 4.000 Orang, Mereka Sama-Sama Susah

Rep: fitriyan zamzami/ Red: Stevy Maradona
Polisi militer membantu warga mengungsi pascarusuhnya Kota Ambon, Ahad siang.
Foto: Antara
Polisi militer membantu warga mengungsi pascarusuhnya Kota Ambon, Ahad siang.

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON- Jumlah pengungsi akibat kerusuhan di Kota Ambon sampai Rabu (14/9) mencapai 4 ribu orang lebih. Sebagian mengeluhkan kurangnya bantuan pangan.

Menurut pendataan dari Dinas Sosial Pemda Provinsi Maluku, sampai Rabu sudah tercatat 977 kepala keluarga, yang terdiir dari 4.298 orang pengungsi. Para pengungsi tersebut tersebar di kecamatan Nusaniwe, Sirimau, dan Baguala.

Jumlah pengungsi terbesar menurut Kadis Sosial Pemprov Maluku, Rosmawati Arsyad, terdapat di pos pengungsian SD Silalei, Waringin, Nusaniwe. Di pos pengungsian ini, terdapat 182 kepala keluarga dengan 708 orang.

Menyusul dalam jumlah adalah Gonsalo, Sirimau dengan 464 orang dari 101 KK; Lantamal, Baguala dengan 457 orang dari 95 KK; dan SKB, Mardika dengan 255 orang dari 71 KK. Pengungsi lainnya tersebar di 18 tempat pengungsian lainnya.

Sebagian besar pengungsi ini memilih meninggalkan rumah karena alasan keamanan, namun sebagian lainnya karena rumah yang sudah tak bisa ditempati akibat terbakar saat kerusuhan. Jumlah rumah yang terbakar dalam kerusuhan dicatatkan sebanyak 159 rumah. Terdiri dari 109 rumah di Batu Gantung, Mardika, Nusaniwe, dan 50 di Mardika.

Menurut pendataan dari Dinas Sosial juga, diketahui bahwa jumlah pengungsi dari kedua kubu yang bertikai relatif seimbang. Masyarakat Ambon beragama Islam yang mengungsi berjumlah 2.045 orang, atau 47 persen dari total pengungsi. Sementar warga beragama Kristen yang mengungsi berjumlah 2.253 orang, atau 53 persen dari total pengungsi.

"Jadi ya bisa dibilang sama-sama susah sekarang ini," kata Rosmawati.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement