REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sebuah blog milik salah satu siswa SMA 6 Jakarta, turut membuka tabir kericuhan wartawan-siswa SMA 6 Jakarta tadi siang. Dalam tulisan bertajuk Sulutan Api di Bumi Mahakam penulis blog bernama Indraswari Pangestu menuliskan kericuhan di sekolahnya dengan bahasa yang runtut, tanpa terpancing emosi.
Ia mencatat, kericuhan pertama muncul saat seorang okum wartawan memanjat tembok sekolah, dan mengancam siswa. Siswa yang hendak mengambil sepeda motornya, disorot kamera, dan sempat terjadi pemukulan.
setelah itu muncul beberapa kericuhan kecil lagi, tulisnya. "Kamera tertuju pada gerbang kami dan meliput kami semua. banyak dari para wartawan yang memprovokasi para guru. Caranya dengan bertanya dengan nada menjengkelkan dan terus menerus tentang "anak didik". "Bagaimana ini pak anak didiknya?", "Tolong itu anak didiknya diajarkan sopan santun!"."
Bahkan kabarnya, ia menuturkan, ada seorang guru BK dilemparkan mangkuk soto ayam oleh wartawan ketika ia berusaha melerai. "Tidak lama dari itu saya pulang ke rumah. Memantau kejadian melalui internet."
Melihat semua ini, tulisnya, Dengan mudahnya penghormatan saya terhadap wartawan hilang. "Saya kuburkan dalam-dalam fakta bahwa saya pernah ingin menjadi seorang wartawan. Bagai noda mereka terbuang."
Mungkin dalam hal ini, kedua pihak memang melakukan kesalahan. "Namun tidak seharusnya kesalahan tersebut ditindaklanjuti seperti ini. Kedua pihak adalah salah. Selesai," tulisnya menutup posting di blognya.