REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA—
Bencana kekeringan di Jawa Timur, tahun ini lebih parah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah menetapkan kekeringan sebagai bencana. “Kekeringan yang melanda Jatim lebih besar daripada tahun lalu, “ ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Siswanto, Rabu (21/9).
Pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatogi dan Geofisika (BMKG) untuk menanggulangi kekeringan di sejumlah daerah. Dari informasi BMGK, sejumlah daerah sudah mulai memasuki musim penghujan pada September-Oktober. “Tapi hujan selama satu bulan itu hanya intensitasnya kecil sehingga belum bisa atasi kekeringan. Sejumlah daerah bahkan harus mengambil air dari sumber dengan jarak 10 hingga 30 kilometer “ ujarnya.
Berdasarkan informasi dari BMKG Juanda Surabaya, di sejumlah daerah di Jatim pada pekan ketiga September ini akan mulai turun hujan. Hanya saja intensitas hujan masih bersifat lokal. Hujan diprediksi turun pada September, pekan ketiga di Malang dan Lumajang Barat Daya.