REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Mabes Polri telah mengkonfirmasikan pelaku bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, Jawa Tengah merupakan Ahmad Yusefa Hayat alias Pino Damayanto yang merupakan salah satu Daftar Pencarian Orang (DPO) dalam bom di Cirebon, Jawa Barat. Menurut Polri, terdapat kesamaan sidik jari sebanyak 15 titik antara sidik jari di ijasah dan jenazah Hayat.
"Polisi membandingkan dengan sidik jari Hayat dari ijasahnya, ditemukan ada 15 titik kesamaan," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Anton Bachrul Alam, dalam jumpa pers di gedung Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta, Selasa (27/9).
Anton menambahkan adanya kesamaan sebanyak 15 titik telah memenuhi persyaratan untuk mengkonfirmasi jenazah pelaku bom bunuh diri Solo. Minimal polisi harus dapat menemukan 12 kesamaan pada sidik jari jenazah. Polri pun menyimpulkan pelaku bom tersebut yaitu Ahmad Yosefa Hayat alias Pino Damayanti secara sah dan tidak terbantahkan.
Sebelum meledakkan dirinya di GBIS Kepunton, Hayat terlebih dahulu pergi ke warung internet (warnet) Solonet yang dibuktikan dengan adanya dua lembar transaksi pembayaran. Di warnet itu juga, hayat menitipkan tas 'Eiger' berwarna hijau lumut sebelum meledakkan dirinya di gereja yang terletak sekitar beberapa meter tersebut.
"Tas itu berisi sarung jenis kotak-kotak berwarna merah, hijau dan kuning. Lalu, ada enam lembar koran 'Warta Jateng', Alqur'an kecil, minyak wangi, sisir dan minyak wangi," ungkapnya.
Hayat merupakan salah satu dari lima DPO bom bunuh diri di Masjid Adz Zikra Mapolresta Cirebon yang dilakukan Muhammad Syarief beberapa waktu lalu. Sementara itu, empat DPO lainnya yaitu Yadi Al Hasan, Heru Komarudin, Beni Asri dan Nanang Irawan alias Gendut.