REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Salah satu Daftar Pencarian Orang (DPO) bom Cirebon, Ahmad Yosefa Hayat alias Pino Damayanto, menjadi pelaku bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, Jawa Tengah, Ahad (25/9). Menurut Polri, Hayat ahli merakit bom dan kemungkinan merakit bomnya sendiri pada aksi bom bunuh diri tersebut.

"Di antara lima orang DPO bom Cirebon, Hayat juga termasuk jago merakit bom," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Anton Bachrul Alam, dalam jumpa pers di Gedung Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta, Selasa (27/9).

Anton menambahkan Hayat menjadi salah satu dari lima orang DPO yang terlibat dalam bom bunuh diri yang dilakukan Muhammad Syarief di Masjid Adz Zikra Mapolresta Cirebon, Jawa Barat, pada 5 April 2011 lalu. Empat DPO lainnya yang masih dicari yaitu Yadi Al Hasan, Heru Komarudin, Beni Asri dan Nanang Irawan alias gendut.

Saat ditanya apakah Hayat merakit bom sendiri untuk diledakkan di GBIS Kepunton, Anton mengatakan belum mengetahuinya. Namun, ia menduga hal itu sangat mungkin karena Hayat merupakan ahli dalam merakit bom. "Belum tahu, tapi yang pasti dia jago juga merakit bom," tegasnya.

Sebelum meledakkan diri, Hayat sempat ke warung internet (warnet) dan kemudian menitipkan tas punggungnya bermerk 'Eiger' berwarna hijau lumut. Tas tersebut berisi sarung bermotif kotak-kotak berwarna campuran merah, kuning dan hijau. Selain itu, terdapat Alqur'an kecil dalam dompet merah, enam lembar koran 'Warta Jateng', sisir, kantung kecil berbahan parasit, charger ponsel hitam, satu botol minyak wangi, gunting kecil, plastik hitam, pemotong kuku, cermin kecil, masker kuning, balsem, pulpen hitam dan peci tak bermerk.

Ikuti Whatsapp Channel Republika