REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono mengatakan bahwa peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau merupakan rutinitas biasa ibarat anak kecil yang sedang bersikap "nakal".
"Namanya juga "anak-anak". Jadi Gunung Anak Krakatau sedang bersikap "nakal "layaknya anak manusia," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono kepada wartawan di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), Jakarta, Rabu.
Surono menjelaskan, sejak tanggal 30 September 2011, Gunung Anak Krakatau ditetapkan dalam status Siaga karena aktivitasnya meningkat. "Akibat penetapan status Siaga tersebut ada isu-isu yang beredar di masyarakat yang mengakitkan peningkatan status Gunung Anak Krakatau dengan tsunami," katanya.
Hal tersebut menurut pria yang akrab disapa "Mbah Rono" itu bisa menimbulkan kecemasan di masyarakat khususnya yang tinggal di wilayah Banten atau Lampung dan sekitarnya. "Perlu diluruskan bahwa meletusnya suatu gunung tidak bisa diprediksi secara pasti namun kami terus melakukan pemantauan sehingga setiap perkembangannya pasti akan kami sampaikan kepada masyarakat," katanya.
Dia menambahkan, jarak aman hingga saat ini masih ditetapkan dalam radius dua kilometer dari Gunung Anak Krakatau. "Kalau ada perubahan jarak aman dan peningkatan kativitas pasti akan kami sampaikan sehingga masyarakat jangan mendengar isu yang belum pasti sumbernya," katanya.
Dia juga menambahkan, peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau merupakan rutinitas yang selama ini kerap terjadi namun tidak sampai menimbulkan letusan besar. "Lagi pula tidak ada energi yang besar yang bisa dihasilkan oleh Anak Krakatau, hal tersebut diketahui berdasarkan kebiasaan yang kerap ditunjukkan oleh gunung tersebut. Anak gunung itu berbeda dengan" ibu atau mbah nya" dahulu yang menimbulkan bencana besar bagi warga di sekitarnya," katanya sambil mengibaratkan Anak Krakatau dengan Gunung Krakatau yang pernah meletus di masa lalu.
Pihaknya juga memperkirakan letusan Anak Krakatau sangat kecil kemungkinannya untuk mengakibatkan tsunami.
Sementara itu, Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Nasional Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya preventif. "Jika Gunung Anak Krakatau meletus BNPB telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi sehingga masyarakat tidak perlu khawatir," katanya.