Kamis 27 Oct 2011 16:13 WIB

Astaghfirullah...Siswa Kelas 1 dan Kelas 2 Tawur, Siswa Kelas 3 Jadi 'Promotor'-nya

Rep: Satya Festiani/ Red: Siwi Tri Puji B

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA - Orang tua murid Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 70 Bulungan mengadukan kekerasan yang terjadi di sekolah pada Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Kamis (27/11). Mereka meminta agar mata rantai kekerasan dan tawuran yang terjadi di sekolah itu dapat diputuskan. "Yang terjadi di 70 ini sudah sistemik. Kelas 3 sebagai dewa. Kelas 2 sebagai manusia. Kelas 1 adalah masa perploncoan selama satu tahun oleh senior," ujar Ichwan.

Dari data yang dikumpulkan oleh komite sekolah selama tiga bulan, tercatat ada 20 kali tawuran. "Sehari bisa dua kali kayak minum obat," ujarnya.

Tiap tahun ada tawuran antara kelas 1 dan 2 atas provokasi dari kelas 3. Kelas 1 yang tak ikut tawuran dianggap belum lulus.

Pada awalnya, orang tua murid tidak mau datang ke Komnas PA karena takut anaknya jadi bulan-bulanan siswa kelas tiga. Mereka sudah mencoba mencari jalan keluar dengan pihak sekolah, tapi tak ada respons. "Ketika ada laporan mengenai tindakan kekerasan, kepala sekolah bilang itu kejadiannya sudah di luar sekolah dan di luar jam belajar," ujarnya.

Hingga berita ini diturunkan, pihak SMA 70 belum berhasil dikonfirmasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement