REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI - Saif al-Islam Gaddafi menghabiskan hari pertamanya sebagai tahanan kemarin. Anak kesayangan Kolonel Gaddafi, 39, meringkuk di bagian belakang pesawat, saat rakyat Libya bersorak gembira merayakan penangkapannya.
Dia ditangkap pada Sabtu, saat ia mencoba untuk melarikan dirimelintasi padang pasir Libya ke Niger. Sebanyak 15 tentara dan empat orang sipil mencegatnya 30 mil sebelah barat barat Obari.
Saif al-Islam Qaddafi sebelumnya menyatakan akan menyerahkan diri pada pengadilan kriminal internasional (ICC). Bahkan, kabar dirinya mengadakan kontak dengan ICC di Den Haag sempat membuat panas kuping Dewan Transisi Nasional.
Kepada orang dekatnya, ia menyatakan rencananya saat revolusi Libya di ambang keberhasilan dan posisi rezim ayahnya kian terdesak.
"Rencana A adalah untuk hidup dan mati di Libya. Rencana B untuk hidup dan mati di Libya. Rencana C untuk hidup dan mati di Libya," ujarnya mantap.
Kini, dia ada di tangan penguasa Libya yang menggulingkan ayahnya. Perdana menteri Libya saat ini, Abdurrahim El-Keib, menjanjikan pengadilan yang seadil-adilnya baginya. Untuk kejahatan seperti yang dilakukannya, dia terancam hukuman mati.