REPUBLIKA.CO.ID, Kepala pertahanan sipil Teheran mengatakan Republik Islam siap merelokasi pabrik pengayaan uraniumnya ke sebuah tempat yang aman. Namun hal itu dilakkukan 'jika memang perlu'.
Kantor berita Mehr mengutip seorang komandan senior yang juga merupakan pengawal revolusi, Rabu (14/12) mengatakan bahwa pemerintah akan memindahkan tempat pengayaan uraniumnya ke sebuah tempat yang aman jika terjadi sesuatu.
"Jika kondisi membutuhkan, kami akan memindahkan pusat pengayaan uranium kita ke tempat-tempat yang lebih aman," ujar kepala organisasi pertahanan sipil Iran, Gholam Reza Jalali, kepada Mehr.
Kontroversi atas program pengayaan uranium Iran telah mengakibatkan negara-negara Barat semakin ketat memaksakan sanksi ekonominya. Israel dan Amerika Serikat secara terang-terangan mengatakan bahwa pihaknya tidak mengesampingkan aksi militer jika diplomasi gagal membujuk Teheran menangguhkan program nuklirnya yang sensitif tersebut.
Negara Barat mencurigai Iran tengah mencoba kemampuannya untuk memproduksi senjata nuklir. Israel mempertahankan pendapatnya bahwa nuklir Iran akan mengancam keberadaannya.
Iran membantah hal tersebut, dengan mengatakan bahwa memperkaya uranium hanya untuk tujuan damai seperti pembangkit listrik dan penggunaan medis.
Barat saat ini mengetahui lokasi di mana fasilitas program nuklir Iran berada, yakni di Natanz (sebuah fasilitas pengayaan uranium), Qom (fasilitas pengayaan uranium), Isfahan (fasilitas konversi uranium), Arak (pabrik produksi air berat), Bushehr (pembangkit listrik tenaga nuklir sipil), Teheran (reaktor nuklir eksperimental), Parchin (pangkalan militer untuk penelitian dan pengembangan nuklir) dan berbagai tambang uranium di pusat dan selatan Iran.