Jumat 16 Dec 2011 18:23 WIB

20 Ribu Pengungsi Mesuji Terlantar

Rep: Muhammad Fakhruddin/ Red: Johar Arif

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sedikitnya 20 ribu warga korban kekerasan dan pengusiran di Mesuji Lampung dan di Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan, hingga kini masih mengungsi. Mereka takut kembali ke rumah karena trauma dan merasa terintimidasi oleh aparat dan pihak perusahaan perkebunan.

Korban kekerasan, Wayan Sukadana, mengatakan, para pengungsi kini tinggal di kemah pengungsian yang tersebar di 8 desa di Kecamatan Mesuji. “Kondisinya memperihatinkan, kekurangan bahan makanan,” kata Sukadana di Jakarta, Jum’at (16/12).

Dia menyayangkan sikap pemerintah yang lamban menangani permasalah sengketa tanah antara warga dangan PT Silva Inhutani. Apalagi dalam sengketa tanah ini masyarakat selalu dikalahkan dan pemerintah lebih mengutamakan kepentingan perusahaan. “Kakak saya sendiri, Komang Sumarte, ditembak polisi dari pantat tembus ke lambung hingga tewas tanggal 6 November,” ungkap Sukadana.

Sukadana menceritakan, kakaknya ditembak saat melakukan unjuk rasa bersama warga menentang pengusiran dan meminta kepolisan membebaskan Sukadana yang ditangkap sehari sebelumnya. “Saya ditangkap sehari sebelumnya karena mementang pengusiran oleh pamswakarta yang dibekingi oleh polisi,” ungkapnya.

Karena itu, Sukadana meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menarik Brimob Polri dan TNI yang selama ini telah mengintimidasi masyarakat. Selain itu, kata Sukadana, warga juga meminta kegiatan PT Silva Inhutani dihentikan dan dicabut ijinnya. “Berikan kesempatan kami untuk hidup,” kata Sukadana.

Sukadana yang sempat mendekam di penjara ini juga meminta korban yang mendekam di Rumah Tahanan Benggala untuk dibebaskan. Sebab mereka adalah korban kriminalisasi akibat persekongkolan antara kepolisian, perusahaan, dan pemerintah setempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement