REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah beberapa kali kasus anggaran diprotes dan terakhir mencuat kasus renovasi ruang Badan Anggaran (Banggar) DPR, pimpinan DPR bertekad akan menindak keras pihak yang dinilai bertanggung jawab atas masalah ini. Ketua DPR, Marzuki Alie, mengatakan dirinya atas nama Pimpinan DPR dan Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) melayangkan surat peringatan tertulis kepada Sekjen DPR Nining Indra Saleh. Malah, pihaknya meminta Sekjen DPR untuk mundur saja.
Surat peringatan tertulis itu, menurut Marzuki, dilayangkan setelah sebelumnya dirinya beberapa kali memperingatkan sekjen. “Hari ini saya atas nama Ketua DPR/Ketua BURT memberi peringatan tertulis kepada Sekjen. Peringatan ini saya berikan karena mempertimbangkan berbagai hal yang selama ini menurut saya tidak sesuai aturan kerja yang sehat dilingkungan kesekjejan DPR,” ujar Marzuki melalui pesan singkatnya, Jumat (13/1).
Kalau Sekjen merasa benar dengan tindakannya, Marzuki mengatakan, "Saya minta segera saja mengundurkan diri, karena jelas hal tersebut sangat menyakiti hati rakyat.”
Pihaknya mencatat ada empat hal yang mendorongnya memutuskan hal itu. Yang pertama adalah pemborosan anggaran di awal 2010 dalam pengadaan komputer baru. Kedua, soal lemahnya komunikasi, pihaknya meminta agar ada kopi keputusan BURT kepada tiap fraksi, namun itu tidak dijalankan. Ketiga, pengadaan barang untuk renovasi di Banggar menggunakan barang impor, padahal sebelumnya ditegaskan untuk mendukung produksi dalam negeri. Terakhir adalah tidak ditindaklanjutinya permintaan laporan masyarakat.
Mengenai pernyataan Sekjen yang mengatakan bahwa BURT tahu proyek-proyek di DPR, Marzuki membenarkannya. Namun, yang jadi masalah angka Rp 20 miliar itu. “Tidak ada referensi ruang rapat di republik ini yang semewah dan semahal itu. Jangan bermain diantara ketidak mengertian anggota dewan, sebagai orang politik."