REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM - Langkah militer berupa serangan Israel ke Iran bukan pilihan. Demikian Menteri Pertahanan Ehud Barak, menegaskan pada Rabu (18/1).
Barak berbicara terhadap radio angkatan darat (AD) Israel sebelum kunjungan pimpinan komando AD Amerika Serikat, Jendral Martin Dempsey pada Kamis (19/1) nanti. Lawatan itu memicu spekulasi bahwa Washington akan menekan Israel untuk menahan aksi serangan militer apa pun terhadap program nuklir Iran.
Barak menyatakan nuklir Iran saat ini mungkin belum melalui tahap lanjut yang bisa dibilang kritis.
Saat ditanya apakah AS meminta Israel untuk memberi tahu mereka sebelum melakukan serangan terhadap Iran, Barak berkata, "Kami belum membuat keputusan apa pun soal ini. Seluruh hal yang berkaitan masih jauh dari kemungkinan."
Barak juga menggarisbawahi bahwa Israel sudah berkordinasi dengan Washington atas rencana untuk menghadapi proyek nuklir Iran. "Saya pikir mengenai AS, mereka bukan tak tahu apa yang kami maksud," ujarnya.
Apakah jauh itu bisa diartikan dalam hitungan pekan atau bulan, Barak menjawab, "Saya tidak akan memberikan perkiraan apa pun. Yang pasti itu tidak mendesak."
"Pemilihan oposisi utama di Israel, partai Kadima pada Maret akan berlangsung terlebih dulu," imbuhnya.