REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil pemeriksaan tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri mengungkapkan kecelakaan yang menewaskan sembilan dari mobil Xenia sepenuhnya karena kesalahan pengendaranya yaitu Afriani Susanti. Selain itu, pengendara juga tidak memperhatikan adanya ketidakseimbangan mobil karena kempes sebelah pada ban depan.
"Ada ketidakseimbangan sehingga oleng ke kiri," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Saud Usman Nasution dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (24/1).
Saud memaparkan tekanan pada ban depan kanan dan kiri mobil 'Xenia' maut ini tidak sama dan bahkan perbedaannya cukup signifikan. Pada ban depan kanan, tekanannya sebesar 40 psi namun tekanan pada ban depan kiri hanya 22 psi.
Kecelakaan yang terjadi pada Ahad (22/1) lalu di Jalan Ridwan Rais, Jakarta Pusat, khususnya di depan kantor Kementerian Perdagangan diduga juga disebabkan karena ketidakseimbangan tekanan pada dua ban depan mobil. Hal ini diperkuat dari keterangan salah seorang saksi yang mengatakan 'Xenia' maut itu oleng ke kiri hingga kemudian menabrak para pejalan kaki maupun orang yang tengah menunggu angkutan umum di halte depan Kemendag.
Kecepatan 'Xenia maut' saat tabrakan juga diperkirakan lebih dari 90 kilometer per jam. Pasalnya kerusakan yang ditimbulkan akibat kecelakaan itu cukup parah. Misalnya kerusakan terjadi pada pembatas jalan, halte dan tiang-tiang di sekitar halte.
"Ada tiang yang sampai tumbang ini karena memang kecepatan yang tinggi diperkirakan di atas 90 kilometer per jam. Ini dilihat dari kerusakan di TKP (Tempat Kejadian Perkara) yang cukup parah," jelas mantan Kepala Densus 88 ini.