REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Suriah, pada Sabtu (11/2), mengatakan bahwa Damaskus telah memberikan waktu kepada para duta besar Libya dan Tunisia selama 72 jam untuk meninggalkan Suriah. Kedutaan Suriah di Qatar juga ditutup, dan Duta Besar Suriah untuk Kuwait dan Arab Saudi juga telah dipanggil kembali, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Suriah, Jihad Makdissi, seperti diberitakan Xinhua dan dipantau Antara, Ahad (12/2).
Pengusiran misi diplomatik Libya dan Tunisia tersebut tampaknya terjadi sebagai pembalasan terhadap tindakan serupa yang diambil terhadap diplomat Suriah di negara-negara tersebut. Tunisia adalah negara Arab pertama yang mengumumkan keputusan untuk mengusir duta besar Suriah dan untuk memutus hubungan dengan pemerintah Suriah.
Kementerian Luar Negeri Libya pada Kamis (9/2) mengumumkan keputusannya untuk mengusir kuasa usaha Suriah dan stafnya, serta menambahkan bahwa mereka mengharapkan semua diplomat Suriah untuk meninggalkan negara itu dalam tempo 72 jam berikutnya.
Negara-negara Dewan Kerja sama Teluk (GCC) juga memutuskan untuk menarik para duta besar mereka di Suriah, dan sebaliknya meminta para duta besar Suriah di negara-negara Teluk untuk pergi meninggalkan pos mereka, kata pernyataan yang dikeluarkan GCC pada awal bulan ini.
Sejumlah negara Arab memutuskan hubungan diplomatik dengan Suriah. Tindakan tersebut dilakukan untuk memprotes perlakuan keras pemerintah Damaskus terhadap para demonstran.