Selasa 21 Feb 2012 13:31 WIB

Pengamat Rusia: Saudi Danai Oposisi Suriah

Rusia dan Cina menjadi pendukung bagi pemerintahan Bashar al Assad, Suriah. (ilustrasi)
Rusia dan Cina menjadi pendukung bagi pemerintahan Bashar al Assad, Suriah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pakar Timur Tengah asal Rusia, Said Gafouruv, dalam sebuah tulisan yang dilansir laman "File Rf" pada Senin mengatakan Arab Saudi dan Qatar 'memberi uang' dalam jumlah besar. Dana tersebut untuk mendanai dan mempersenjatai kelompok oposisi di Suriah.

Dia mengatakan Suriah sanggup menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa adanya campur tangan asing. Gafouruv juga menekankan perang media soal Suriah dengan tujuan menyesatkan opini masyarakat atas peristiwa yang terjadi di Suriah. Dia juga menekankan agar Pemerintah Suriah tidak menghalangi sejumlah media asing meliput kawasan tersebut.

Sementara Direktur Pusat Kajian Sosial dan Politik Akademi Sains Rusia, Vladimir Evseev, mengatakan bahwa alasan utama terjadi krisis adalah adanya dukungan kuat yang diberikan oleh Arab Saudi dan Qatar terhadap kelompok oposisi di Suriah. Dalam sebuah artikel di situs "Caucasus News", Evseev menambahkan ada kelompok oposisi moderat di Suriah yang siap menggelar dialog dengan pemerintah.

Evseev menambahkan dukungan yang diberikan Rusia kepada Suriah dan Presiden Bashar al-Assad adalah langkah tepat. Karena, mayoritas masyarakat Suriah mendukung kepemimpinan Presiden Bashar al-Assad.

Evseev membantah laporan yang menyebutkan sekitar 15 ribu tentara Iran dikirim ke Suriah untuk membantu pemerintah. Evseev menambahkan bahwa laporan itu adalah provokasi terang-terangan yang bertujuan untuk merusak kestabilan di negara itu.

Konflik antara pemerintah dan oposisi sudah berlangsung sejak Maret tahun lalu. Pada awal Februari tahun ini, Liga Arab yang diketuai Qatar mengajukan rancangan resolusi ke Dewan Keamanan PBB. Rancangan itu juga didukung sepenuhnya oleh Barat.

Namun, Rusia dan China menggunakan hak veto mereka pada 4 Februari guna menggagalkan rancangan resolusi terhadap Suriah. PBB menyebut lebih dari 6.000 orang dilaporkan tewas dalam konflik yang berlangsung berbulan-bulan itu.

sumber : Antara/Sana-Oana
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement