REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Utusan PBB untuk Liga Arab, Kofi Annan menemui Presiden Suriah, Bashar al-Assad, Sabtu (10/3). Annan bermaksud merumuskan solusi politik untuk mengatasi pemberontakan dan kekerasan di Suriah yang tak kunjung usai.
Annan datang ke Damaskus sehari setelah mendengar kabar bahwa pasukan Assad menewaskan sedikitnya 68 orang. Peristiwa tersebut terjadi saat pasukan berusaha mengambil alih kota Homs dan menghancurkan oposisi bersenjata di Provinsi Utara Idlib.
Tank dan bom mortir menghujani kawasan oposisi di pusat kota Homs. Akibatnya, 20 orang tewas di Idlib dan 24 lainnya tewas di tempat lain. "Tiga puluh tank memasuki pemukiman saya jam tujuh pagi, mereka menggunakan meriam untuk membakar rumah-rumah," ujar salah seorng warga Al-Zeitoun, Homs, Karam Abu Rabea. Sekarang ini, setiap usai shalat Jumat, demonstran selalu memadati jalan meminta akhir dari kepemimpinan Assad. Protes tersebut terus berlangsung sejak pemberontakan anti Assad meletus tahun lalu.
Sebelumnya, Annan telah membahas konflik Suriah ini dengan Sekjen PBB, Ban Ki Moon dan Ketua Liga Arab, Nabil Elaraby. "Saya sangat mendesak Kofi Annan untuk memastikan digalakkan genjatan senjata segera," ujar Ban seperti dilansir Reuters. Setelah genjatan senjata, kata Ban, harus ada diaog untuk menemukan solusi politik inklusif.
Annan memiliki rencana untuk bertemu dengan oposisi Suriah sebelum meninggalkan negara tersebut, Ahad (11/3). Dia menyerukan solusi politik, namun menurutnya tidak ada ruang untuk dialog di tengah kekerasan pimpinan Assad.