REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa menyatakan, latihan pranikah harus dioptimalkan untuk menekan angka perceraian yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
"Bahkan, kini perceraian banyak terjadi karena adanya gugatan cerai dari pihak perempuan," kata Khofifah di Jakarta, Kamis.
Dikatakannya, angka gugatan cerai dari pihak isteri mencapai 65 persen ke atas dari kasus cerai yang ada.
Penyebabnya berbagai macam, di antaranya persoalan ekonomi, suaminya berselingkuh. Secara nasional, lanjutnya, di banyak daerah angka perceraian mencapai 50 persen ke atas dari angka pernikahan.
"Kondisi ini perlu mendapat tanggapan serius," kata mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Kepala BKKBN itu. Menurutnya, hal itu bukan hanya tanggung jawab Kementerian Agama dan lembaga yang berhubungan dengan agama, namun BKKBN juga punya peran penting dalam hal pembangunan keluarga berkualitas.
Tingginya angka perceraian, menurut Khofifah, menunjukkan selama ini program latihan pranikah tidak berjalan baik. "BKKBN harus kerja sama dengan Kemenag. Sekarang ini yang menangani Kemendikbud, ini kurang pas," ujarnya.