REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) naik tidak pengaruhi kenaikan harga beras. "Potensi kenaikan harga beras kecil," ujar Nellys Soekidi, Ketua Dewan Pimpinan Pusat PERPADI DKI Jakarta, Jumat (16/3) saat operasi pasar di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur.
Nellys mengatakan, kalaupun ada kenaikan harga, potensi naiknya kecil dan tidak signifikan. Hal ini disebabkan oleh melimpahnya pasokan beras. Menurutnya, harga beras tergantung pada pasokan. Jika pasokan banyak, maka harga akan murah, begitu pun sebaliknya.
Dikatakannya, pasokan beras untuk Maret hingga dua bulan ke depan masih ada. Pasalnya, petani saat ini sedang panen raya, sehingga pasokan beras cukup banyak. Harga beras biasanya melambung pada bulan November hingga Februari. Karena, pada bulan-bulan tersebut petani cenderung mengalami gagal panen.
Nellys menyimpulkan dari pendapat para pedagang bahwa harga beras saat ini stabil. Kalaupun ada kenaikan, hanya dua atau tiga ratus rupiah saja per kilogramnya.
Beras merek Cianjur Kepala, kemarin Rp 10.500, hari ini stabil di harga tersebut. Sama dengan beras merek Cianjur Slyp yang bertahan di harga Rp 9.750 per kilogramnya. Harga beras ketan putih juga stabil diangka Rp 8.550 per kilogramnya, dan beras ketan hitam juga konstan di harga Rp 12.500 per kilogramnya.