REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Televisi pemerintah Cina menuduh bisnis restoran cepat saji McDonald dan perusahaan ritel terbesar asal Prancis, Carrefour, menjual produk ayam kedaluwarsa. Penyataan televisi Cina ini merebak di tengah insiden kecemasan publik Cina mengenai keamanan pangan mereka.
Perusahaan McDonald Corp dan Carrefour Inc telah mengeluarkan permintaan maaf kepada publik Cina, Jumat (16/3). "Saat ini sedang dilakukan penyelidikan atas laporan oleh televisi nasional Cina, China Central Television (CCTV)," bunyi pernyataan kedua perusahaan yang dilansir cbsnews.com, Sabtu (17/3).
Reuters menyebut Cina adalah terbesar ketiga pasar McDonald dengan lebih dari 1.400 toko di seluruh negeri. Laporan televisi pada Kamis (15/3) lalu mengatakan bahwa restoran McDonald di Beijing tidak sesuai prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan sendiri.
Restoran cepat saji ini mensyaratkan tidak menjual ayam goreng lebih dari setengah jam setelah dimasak. Sedangkan, apa yang terjadi adalah ayam goreng baru dijual satu setengah jam setelah dimasak. Dalam laporan Reuters, laporan media televisi CCTV ini membuat berbagai gerai McDonald di Beijing ditutup sementara.
Televisi nasional Cina juga melaporkan penjualan ayam kedaluwarsa di berbagai gerai Carrefour di pusat kota Zhengzhou. Beberapa karyawan dilaporkan mengubah tanggal kedaluwarsa.
Carrefour yang berbasis di Paris ini mengatakan sedang menyiapkan sebuah tim untuk menyelidiki. Mereka akan bekerja sama dengan pemerintah Cina. "Kami akan lebih meningkatkan pelatihan dan mengambil tindakan untuk memastikan dan melindungi kepentingan konsumen," kata sebuah pernyataan di situs web unit Cina Carrefour.
Keamanan pangan merupakan isu sensitif di Cina. Sebelumnya negara ini telah diguncang oleh skandal susu formula kimia mematikan. Begitu pula dengan isu daging babi dan minyak restoran yang didaur ulang.