REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Rencana pemerintah untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dinilai sekelompok orang sebagai langkah yang tidak populer. Pasalnya, kebijakan tersebut sama sekali tidak berpihak pada kepentingan rakyat.
Salah seorang Budayawan, Benny Soesetyo, menjelaskan, pemerintah telah terjerembab dalam suatu hitung-hitungan yang manipulatif.
Menurut dia, perhitungan untung-rugi yang dilakukan pemerintah terhadap rencana peningkatan harga BBM jenis premium dan solar merupakan cermin yang menunjukkan bahwa pemerintah tidak memiliki rasa empati kepada rakyatnya.
"Pemerintah telah kehilangan patos, yakni kesadaran akan empati, terhadap rakyat Indonesia," tutur Benny dalam suatu diskusi publik di Warung Daun, Cikini, Sabtu (31/3).
Pemerintah, tutur Benny, harus memiliki kejujuran dan menggunakan hati nuraninya dalam setiap kebijakan yang akan direncanakan dan dieksekusi. Benny mengatakan, jangan sampai ada kepalsuan di dalam setiap agenda yang telah dicanangkan pemerintah.
Karena bila itu terjadi, ujar Benny, rakyat akan segera melihat dan mencatat tiap detil kepalsuan yang disampaikan. Bila kepalsuan itu terus disampaikan dan diketahui masyarakat, maka yang terjadi adalah perlawanan rakyat terhadap pemerintah.
"Hal itu sudah bisa terlihat sekarang dengan maraknya aksi unjuk rasa di mana-mana untuk menolak kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga BBM," ungkap Benny kepada wartawan.
Oleh karena itu, tutur Benny, agar permasalahan tersebut dapat terselesaikan, pemerintah harus mengembalikan harapan masyarakat yang hilang. Caranya, ujar Benny, dengan menerapkan politik harapan.
Menurut Benny, politik harapan dapat dicapai melalu tiga tahapan. Pertama, sebut dia, beri teladan yang baik kepada masyarakat dengan membuat suatu kebijakan yang pro rakyat. Kemudian yang kedua, ungkap Benny, buktikan keteladanan itu dengan menunjukkan tindakan yang benar-benar pro terhadap rakyat.
Yang terakhir, ujar Benny, pemerintah harus sadar bahwa apa yang mereka lakukan semata-mata adalah untuk kesejahteraan rakyat. "Bila itu dilakukan, maka harapan akan terus hidup sehingga berdampak kepada kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah," tutur Benny.