Kamis 05 Apr 2012 14:38 WIB

Bentrok Palu, Pemicu Masalah Lama dan Sepele

Rep: Nur Feby Rosiana/ Red: Hafidz Muftisany
Bentrok Warga (ilustrasi)
Foto: antara
Bentrok Warga (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Kelurahan Tavanjuka dan Kelurahan Nunu seringkali terlibat bentrok hanya karena dipicu masalah lama.

Seperti yang telah diutarakan oleh Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution beberapa waktu lalu bahwa kasus perkelahian kelompok pemuda di Palu Barat Sulawesi Tengah tepatnya di Kelurahan Tavanjuka Kecamatan Palu Selatan, dan Kelurahan Nunu Kecamatan Palu Barat merupakan sebuah kasus lama yang sudah terjadi sejak tahun 1996.

Bahkan menurut Sumarno sebenarnya kedua belah pihak merupakan saudara, tapi entah kenapa sejak tahun 1996 itu mereka sering kali bentrok. "Bentrokan memang sering terjadi, sebetulnya mereka itu bersaudara, satu family, bahkan daerahnya pun berdekatan hanya dibatasi oleh sungai itupun ada jembatan," ujar Sumarno saat dihubungi oleh Republika, Kamis (05/04).

Sumarno menjelaskan jika pemicu bentrokan biasanya dimulai dari perbincangan kasus lama, yang tiba-tiba memunculkan kembali emosi dari para warga. "Pemicu mesti dari kasus lama, bapaknya dulu dibacok atau rumah-rumahnya di rusak, dan sekarang yang muda-muda mikirnya dulu keluargaku dibacok, jadi harus membalas," tutur Sumarno sambil mencontohkan perbincangan para pemuda di kedua desa yang ingin balas dendam.

Apapun juga bisa memancing emosi dari kedua belah pihak, bahkan Sumarno menuturkan hanya dipicu oleh suara gas motor yang gede dan teriak-teriakan kata-kata kasar saja kedua belah pihak akan terpancing dan bentrok kembali. Dia pun berharap agar warga yang bertikai tersebut menahan diri dan tidak mudah terprovokasi.

Sumarno menuturkan sudahlah cukup mengungkit-ungkit kasus lama yang dapat membawa suatu konflik baru, supaya kehidupan di kedua desa aman dan tentram. Jadi Tidak perlulah lagi balas membalas, hindari rasa balas dendam, kata Sumarno.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement