REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS – Menteri Luar Negeri Suriah, Walid Muallem, akan membahas krisis di negaranya dan perkembangan hubungan dengan Rusia dalam sebuah kunjungan langka pekan depan.
"Muallem akan tiba di Moskow, Senin (9/4), untuk sebuah kunjungan yang akan mencakup pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov," kata Kemenlu Suriah dalam sebuah pernyataan di situsnya, Jumat (6/4).
Kementerian tersebut menambahkan, bahwa pembicaraan dengan Kemenlu Rusia akan digelar Selasa (10/4). "Para pihak akan bertukar pandangan mengenai sejumlah isu internasional dan regional, termasuk perkembangan situasi sulit di Suriah," kata Kemenlu Suriah.
"Pertanyaan mengenai perkembangan masa depan hubungan Rusia-Suriah juga akan dibahas dalam pembicaraan," lanjut pernyataan tersebut, tanpa memberikan rincian lebih lanjut tentang agenda yang akan dibahas.
Dalam beberapa bulan terakhir, Rusia telah membuat marah Barat karena menolak untuk meminta Presiden Bashar Al-Assad turun dari jabatannya. Rusia juga enggan menyalahkan pemerintah Suriah atas pemberontakan dan kekerasan yang terjadi di negara tersebut.
Namun, pada Kamis (5/4) lalu, Moskow mendukung pernyataan Dewan Keamanan PBB yang menyerukan Suriah agar "segera" bergerak menuju target 10 April, tenggat yang disepakati dengan utusan PBB dan Liga Arab, Kofi Annan, untuk menarik pasukan dan senjata dari kota-kota yang dilanda protes.
Pernyataan Kemenlu Suriah tersebut juga menegaskan, bahwa Rusia memiliki "posisi berimbang dan obyektif" terkait krisis yang yang melanda Suriah. "Sikap Rusia itu telah mendatangkan "rasa hormat dan pengakuan yang mendalam" dari rezim Damaskus," demikian Kemenlu Suriah.