REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merasa masih berada dalam koalisi partai pendukung pemerintah. Meskipun, mereka berbeda pendapat dengan koalisi dalam hal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
''Kondisi internal koalisi baik-baik saja. Itu bisa dilihat dalam kebersamaan para petinggi partai koalisi dalam acara IPHI,'' kata politisi PKS, Tifatul Sembiring, ketika ditemui setelah Tasyakur Nasional Hari Lahir ke-22 Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) di Solo, Jawa Tengah, Senin malam (9/4).
Acara itu dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Menteri Agama Suryadharma Ali yang juga Ketua Umum PPP, Menko Kesra Agung Laksono yang juga politisi Partai Golkar, dan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq.
"Saya salaman dengan Presiden, Pak Luthfi juga salaman dengan presiden. Jangan digambarkan serem atau bagaimana," kata Tifatul.
Menurut dia, sampai saat ini belum ada pernyataan resmi dari Yudhoyono sebagai pemimpin koalisi. Dia optimistis bahwa Yudhoyono tidak akan melibatkan emosi dan selalu bijak dalam memutuskan sesuatu.
"Sebab kalau DPR emosi, partai emosi, koalisi emosi, kalau Presiden ikut emosi kan kacau," katanya. Tifatul belum mau berkomentar tentang kemungkinan pengurangan jatah menteri bagi PKS.